Botol Susu Bekas Menjadi Bunga Cantik. Bungkus Mie Instan Menjadi Anyaman Taplak Meja
Surabaya- Jemari mungil Maria Tiffani terlihat begitu cekatan merangkai potongan-potongan sedotan plastic menjadi produk daur ulang berupa tataan gelas. Meski hanya dibekali dengan petunjuk singkat oleh ibu-ibu PKK dan aktivisTunas Hijau yang memandunya, siswa kelas 6 SD Ciputra ini berhasil membuat dengan sempurna bunga dari botol susu dan anyaman dari bungkus mie instan. Tidak hanya Tiffani, lima temannya juga belajar pengolahan sampah non organikmenjadi aneka produk-produk daur ulang yang dilaksanakan di kampung Jambangan, Jumat(18/3).
Kedatangan Tiffani dan teman-temannya bukan tanpa alasan. Dengan didampingi oleh guru kelas dan Tunas Hijau, Tiffani dan teman-temannya ingin belajar mengenal dan mempraktekkan cara-cara pengolahan sampah non organik menjadi produk-produk yang berguna. Berbeda dengan teman yang lainnya, keenam anak ini tergabung dalam kelompok recycle products.
Tiffani dan teman-temannya diharuskan mencari informasi sebanyak-banyaknyatentang sampah non organik, dampak dan manfaat serta cara pengolahannya sebagai bagian dari tugas kelompok mereka. Di akhir sesi pelatihan ini, beberapa siswa terlihat antusias untuk membeli beberapa produk daur ulang yang di pajang di etalase. Menurut penuturan mereka, produk-produk yang mereka beli ini akan dijadikan contoh di kelas mereka.
Beberapa hari sebelum kunjungan ke kampung Jambangan, digelar juga workshop tentang sampah non organik di sekolah mereka bersama Tunas Hijau. Dalam workshop tersebut siswa diajak untuk mengetahui fakta-fakta tentang sampah non organik atau sampah kering. Beberapa topik tentang sampah non organic didiskusikan antara aktifis Tunas Hijau dan siswa.
Misalnya tentang keterkaitan antara sampah non organik dengan penyebab kepunahan aneka satwa. Dalam topik ini Norita Prasetya Wardhani, aktifis Tunas Hijau, memberikan contoh tentang salah satu penyebab kepunahan penyu laut. Lewat beberapa slide gambar Norita menjelaskan bahwa sampah non torganik terutama plastik sebagian akan berakhir di laut.
Sementara itu beberapa jenis hewan laut diantaranya penyu laut hidup dengan mengonsumsi tumbuhan laut sepertiganggang dan rumput laut. Dalam kondisi tertentu penyu-penyu ini tidak bisa membedakan antara rumput laut dan sampah kantong plastik yang ringan dan melayang di dalam air. Bisa ditebak, banyak penyu yang mati karena plastik yang tidak bisa dicerna di dalam tubuhnya. Sementara ketika bangkai penyu telah terurai, plastik yang telah dimakan penyu tersebut tetap seperti semula dan siap menjadi pembunuh penyu berikutnya. (geng)