Poster Mangrove Tunas Hijau Karya Pippin Barry Australia Jadi Primadona Siswa SD Ciputra
Surabaya- Banyak hal bermanfaat yang ditinggalkan oleh peserta program magang di Tunas Hijau. Salah satunya adalah puluhan poster Mangrove atau Bakau Surabaya dan dunia karya Pippin Barry dari Australia. Selama bekerja magang di Tunas Hijau, Pippin memfokuskan diri pada konservasi hutan mangrove. Belasan poster dengan berbagai pokok bahasan berbeda yang dilengkapi dengan foto-foto menarik tentang hutan bakau berhasil dibuat Pippin selamadua bulan beraktifitas menjadi relawan lingkungan di Tunas Hijau.
Setiap poster yang dibuat Pippin menceritakan hal yang berbeda-beda tentang mangrove. Diantaranya memaparkan tentang penyebab kerusakan hutan margrove, pola pembiakan mangrove dan manfaat hutan mangrove. Poster-poster inilah yang menjadi primadona siswa-siswa SD Ciputra kelas 6 saat pelaksanaan worksop yang membahas tentangabrasi pantai dan produk daur ulang. Pelaksanaan workshop ini, Senin (14/3), bertujuan sebagai awal persiapan project lingkungan hidup yang diperuntukkan bagi siswa kelas enam.
Sesuai dengan tema workshop, peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok membahas tentang abrasi pantai dan satu kelompok lainnya membahas tentang daur ulangsampah non organik (recycle product). Selama pelaksanaan workshop, peserta terlihat sangat nyaman menerima materi-materi lingkungan hidup yang diberikan oleh aktivis Tunas Hijau. Kelompok abrasi pantai yang dipandu Dony Kristiawan terlihat larut dalam pembahasan dantanya jawab seputar hutan bakau.
Aktivis senior Tunas Hijau ini seringkali terlihat mengganti poster mangrove satu dengan yang lainnya. Menurut penuturan Dony, poster-poster karya Pippin Barry ini sangat membantu dan tidak membosankan dibandingkan dengan penggunaan slide di projector.Begitu antusiasnya, guru pengajar meminta ijin kepada Dony untuk meminjam poster-poster karya Pippin ini selama beberapa hari, meskipun seharusnya poster-poster tersebut harus dibawa pulang seusai workshop.
Asyiknya workshop kali ini juga terlihat di kelompok lainnya yang dipandu oleh Norita Prasetya Wadhani. Berbekal aneka produk daur ulang, Mahasiswi semester akhir Unesa Pendidikan Sastra Inggris ini terlihat sibuk menerangkan proses pembuatan dan manfaat product daur ulang. Sementara itu kesan mendalam tentang siswa di SD Ciputra dirasakan oleh Norita. Sesuai penuturan Norita bahwa kegiatan kali ini adalah kegiatannya yang kedua kalinya di SD Ciputra.
Norita merasa sangat senang bisa berkegiatan di SD Ciputra. Salah satunya adalah dapat mengaplikasi secara langsung kemampuan berbahasa inggris yang menjadi disiplin studinya. Menurut gadis periang yang akrab dipanggil Nonoy ini, ada perbedaan mencolok antara siswa SD Ciputra dibanding sekolah lainnya. Di SD Ciputra, siswa tergolong agresif dalam tanya jawab. Seringkali malah siswa melontarkan pertanyaan.
Hal lain yang disukai Nonoy adalah tentang penggunaan Bahasa. Di awal workshop, Nonoy masih menggunakan bahasa Indonesia. Tapi yang terlihat selanjutnya adalah siswa malah belepotan menyampaikan opininya. Akhirnya Nonoy bersepakat dengan siswa bahwa bahasa yang digunakan untuk pengantar workshop adalah bahasa Inggris. Diluar dugaannya, siswa malah lebih lancar dalam setiap opini selama workshop berlangsung.
Hal lain yang dikagumi Nonoy adalah sikap menghargai dan menghormati pada orang lain yang diberikan oleh siswa SD Ciputra. Dalam sesi akhir workshop dalam kelompok yang dipandunya, Nonoy sempat terkaget-kaget karena dirinya melihat siswa sangat merasa berterima kasih atas pengetahuan yang diberikan. Begitu berterima kasihnya, hingga ada beberapa siswa yang menyalaminya hingga dua kali untuk mengucapkan terima kasih. Setengah kelakar, dirinya ingin bercita-cita untuk menjadi guru pengajar di SD Ciputra.
Sebagai tindak lanjut workshop, beberapa fieldtrip terkait dengan tema masing-masing kelompok juga telah disiapkan. Untuk kelompok abrasi pantai akan mengunjungi lokasi pembibitan pohon bakau yang terletak di pantai Nambangan,Kenjeran. Di lokasi ini siswa akan di ajak untuk memahami seluk beluk pembiakan bibit tanaman bakau. Siswa juga diajak untuk praktek langsung tentang cara-cara pembiakan tanaman bakau. Untuk kelompok produk daur ulang akan mengunjungi kampung ramah lingkungan Jambangan yang sekaligus menjadi sentra usaha produk ulang. Serupa dengan kelompok pertama, kelompok ini akan belajar tentang pengolahan sampah non organik menjadi aneka produk-produk ramah lingkungan. (geng)