Segelas Sinom Segar Seharga 3 Botol Bekas, Tempat Pensil Cantik Seharga 2 Edisi Koran bekas

Surabaya- Bazar identik dengan uang sebagai alat tukar terhadap barang yang dibelinya. Namun, hal berbeda mampu disajikan oleh para siswa SDK St. Theresia yang tergabung dalam Duta Lingkungan Sekolah. Dengan kemampuan menelurkan ide kreatif, anak-anak ini menggelar Bazar Lingkungan di  area sekolah, Sabtu(16/14).

Mirip bazar pada umumnya, bazar yang dilaksanakan oleh siswa yang rata-rata masih duduk di bangku kelas IV dan kelas V  ini juga menyediakan beberapa stan. Aneka barang kerajinan daur ulang tertata rapi di beberapa meja kelas  yang menjadi stan bazaar. Diantaranya,kotak pensil dari hasil daur ulang sampah plastik, tempat tisu yang memanfaatkan sampah kertas, bunga mawar daur ulang yang terbuat dari sampah plastik seperti sedotan dan botol bekas. Meskipundemikian, tidak semua stan menjual barang-barang kerajinan daur ulang.

Ada juga stand  yang menjual minuman sehat seperti sinom dan jamu. Kerajinan tangan yang berasal dari pemanfaatan sampah plastikdan kain perca ini merupakan barang yang paling banyak diminati oleh siswa kelas I hingga kelas III yang menjadi pengunjung pada bazar tersebut. Yang menarik dalam bazar lingkungan ini adalah alat pembayaran bukanlah uang atau kupon. Cukup dengan membawa sampah non organik yang mempunyai nilai jual, sudah bisa digunakan untuk melakukan pembelian.

Harga setiap barang-barang daur ulang yang dijual dalam bazaar tersebut bervariatif. Hal ini diungkapkan Della Stefani, siswi kelas V yang juga anggota duta lingkungan sekolah. Della mengungkapkan bahwa setiap harga barang bergantung dengan ukuran dan tingkat  kesulitan pembuatan barang tersebut. “Kalau barang yang mudah seperti isi binder dari hasil daur ulang kertas ini harganya sama dengan 3 botol bekas, sedangkan untuk kotak pensil ini harganya sama dengan koran 2 edisi,” tutur Della sambil menunjukkan barang kerajinan daur ulang yang dimaksud.

Lain halnya dengan Raimond Sanjaya yang menyediakan minuman tradisional jamu dan sinom di stannya. Raimond mengatakan bahwa  setiap siswa yang akan membeli barang-barang kerajinan maupun minuman sehat berupa jamu sinom harus menukarkan dengan sampah bernilai jual yang sudah dibawanya. “Dengan 3 edisi koran bekas  atau  3 botol plastik bekas, segelas minuman sehat ataupun jamu sinom bisa dinikmat. Jadi tidak perlu mengeluarkan uang lagi,” ungkap Raimond di tengah-tengah pelaksanaan kegiatan.

Seluruh barang kerajinan yang yang dijual merupakan hasil karya siswa Duta LingkunganSDK Santa Theresia I Surabaya. Aneka barang kerajinan ini dibuat dengan memanfaatkan sampah plastik dan kertas. Sampah yang digunakan sebagai bahan baku aneka barang kerajinan ini merupakan sampah–sampah yang berasal dari aktifitas kelas dan kantin sekolah. (ryan)