Alumni TUNZA dari Tunas Hijau Presentasikan Usulan Kegiatan TUNZA ICYCE Indonesia 2011

Jakarta- Tunza International Children & Youth Conference on the Environment (ICYCE) 2011 akan segera digelar. Pelaksanaan tahun ini menjadi sangat spesial karena akan berlangsung di Indonesia. Terlebih, karena ini merupakan pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Tunza Conference. ICYCE 2011 diselenggarakan United Nations Environment Program atau badan lingkungan hidup PBB yang khusus tentang lingkungan hidup bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia. Bertempat di Bandung, Tunza ini akan berlangsungpada 26-30 Sepetember 2011.

Sekitar 1400 anak dan pemudapeduli lingkungan hidup dari seluruh dunia akan berkumpul dan berdiskusi bersama sesuai tema ICYCE tahun ini “Reshaping OurFuture Through A Green Economy and  Sustainable Lifestyle”. ICYCE Bandung 2011 ini diharapkan akan menghasilkan deklarasi yang akan dibacakan pada saat pelaksanaanUnited Nations Conference on Sustainable Development 2012(biasa disebut Rio+20) di Rio De Janeiro, negara Brazil  sebagai suara anak dan pemuda sedunia.

Terkait persiapan pelaksanaan ICYCE Bandung 2011, Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia selaku panitia nasional mengundang beberapa NGO (non government organisation)lingkungan hidup di Indonesia untuk koordinasi membahas rangkaian kegiatannya. Bertempat di ruang rapat Park Lane Hotel Jakarta, Senin (11/7), Tunas Hijau turut diundang untuk berbagi saran serta ide kegiatan terkait TUNZA ICYCE Bandung 2011.

Dalam rapat koordinasi ini Tunas Hijau diwakili oleh penggiat anak-anak Tunas Hijau Mumtaza Noor Ashila, Nyimas Salsabila Rahma Indah Zahra dan Hilmy Rasyad serta didampingi oleh kedua penggiat Tunas Hijau Dony Kristiawan dan Narendra Fitriansyah. Secara bergantian ketiga remaja tersebut mempresentasikan usulan kegiatan untuk TUNZA ICYCE Bandung 2011 yang ditampilkan juga di layar.

Diawali oleh Mumtaza Noor Ashila, runner up puteri lingkungan hidup Malang yang menyarankan supaya budaya Indonesia bisa ditonjolkan secara dominan dalam pelaksanaan ICYCE nanti. “Dengan menempatkan stand-stand budaya Indonesia divenue kegiatan dan pemberian tutup kepala khas Indonesia seperti blangkon dan udeng sebagai identitas, tentunya akan memberikan kesan mendalam kepada peserta khususnya dari negara-negara lain”, ujar Mumtaza Noor Ashila yang pernah mewakili Indonesia pada Tunza International Children’s Conference on the Environment 2010 di Nagoya, Jepang.

Disampaikan pula oleh Nyimas Salsabila Rahma Indah Zahra, runner up puteri lingkungan hidup 2010, tentang pentingnya memberi kesempatan peserta untuk menunjukkan budayanya. Caranya, dengan mengelar aksi turun jalan mensosialisasikan hasil konferensi nanti dengan memakai pakaian tradisional negara masing-masing. Hal itu didasari pengalaman Nyimasbersama Mumtaza Noor Ashila sebagai peserta TUNZA International Children’s Conference on the Environment 2010 di Nagoya, Jepang yang tidak jadi menampilkan budaya Indonesia karena terbatasnya waktu kegiatan. “Peserta jangan sampai kecewa karena tidak bisa menampilkan budayanya. Sedangkan mereka sudah siap,” imbuh Nyimas Salsabila.

Hilmy Rasyad menyampaikan pula usulan berdasarkan pengalamannya mengikuti TUNZAInternational Children & Youth Conference on the Environment Korea 2009. “Kalau bisa setiap hari ada bulletin kegiatan serta video aktifitas supaya bisa dibawa kembali ke negara asal masing-masing untuk diceritakan kepada teman-temannya,” tutur Hilmy.

Segala usulan yang disampaikan oleh mereka adalah buah pemikiran para penggiat anak-anakTunas Hijau yang telah didiskusikan bersama sebelumnya. Ide-ide tersebut berdasarkan rekam jejak Tunas Hijau yang pernah mengikuti 5 kali pelaksanaan TUNZA International Conference, yaitu di Amerika Serikat 2004, di Toyohashi Jepang 2005, Malaysia 2006, Korea 2009, dan Jepang 2010.

Tunas Hijau juga pernah menyelenggarakan Children Conference on Climate Change 2007yang diikuti oleh beberapa negara lainnya dan Asia Pasific Youth Camp on Climate Change 2008 di Surabaya. Selain itu juga berkaca pada pengalaman mengikuti konferensi lingkungan hidup lain di luar TUNZA seperti Malaysia dan Brazil. Harapannya dengan ide-ide yang disampaikan dapat membuat pelaksanaan TUNZA ICYCE Indonesia 2011 lebih baik yangsebelumnya. (dony)