Konjen Amerika Serikat Dinner Bareng 6 Sekolah Terbaik “Sekolahku Peduli Lingkungan”

Surabaya- Konsul Jenderal Amerika Serikat untuk Surabaya Ibu Kristen Bauer secara khusus memberikan apresiasi kepada 6 sekolah paling peduli lingkungan di Surabaya. Bertempat di kediamannya di Jalan Untung Suropati 56, perwakilan keenam sekolah terbaik program “Sekolahku Peduli Lingkungan” diundang makan malam bersama, Selasa (12/7).  Padajamuan makan bersama tersebut diberikan pula sertifikat dan tropi penghargaan kepada perwakilan 6 sekolah tersebut. Dalam  acara itu pula, keenam sekolah terbaik tersebut berkesempatan memaparkan program lingkungan hidup sekolahnya masing-masing menggunakan visual gambar dalam lembaran karton putih.

Jamuan makan malam ini menandai berakhirnya Program “Sekolahku Peduli Lingkungan” untuk SMP Negeri se-Surabaya untuk periode semester genap 2011. Program yang dihelat Tunas Hijau bersama Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya ini merupakan tindak lanjut workshop dan dialog lingkungan hidup perwakilan SMP negeri di Surabaya bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scott Marciel dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada bulan Februari 2011 lalu.

6 sekolah telah terpilih dengan program lingkungan hidup terbaik selama semester genap 2011.  Keenam sekolah tersebut adalah SMPN 4, SMPN 5, SMPN 21, SMPN 24, SMPN 26 dan SMPN 28 Surabaya. Penilaian sekolah terbaik berdasarkan pelaksanaan program lingkungan hidup di semua SMP negeri di Surabaya melalui pembinaan dan pemantauan yang dilakukan Tunas Hijau selama Maret – Juni 2011.

Konsistensi 6 sekolah tersebut dalam menjalankan program lingkungan hidupnya menjadikan mereka kelompok sekolah terbaik. Secara nyata dapat kita lihat dari kondisi lingkungan sekolahnya. Lingkungan sekolah yang asri serta bebas sampah adalah pemandangan yang dijumpai setiap hari. Hal itu terjadi karena program yang berjalan menitikberatkan pada upayamemberikan pemahaman perilaku ramah lingkungan terus menerus kepada siswanya. Tak heran jika rasa kepedulian pada lingkungan hidup tumbuh pada siswa sekolah tersebut.

Sementara Kristen F. Bauer Konjen Amerika Serikat di Surabaya mengatakan,”Kami bangga dengan siswa-siswa yang peduli lingkungan. Amerika Serikat sangat mendukung kegiatan pembinaan lingkungan hidup seperti ini sebagai wujud kemitraan Indonesia – Amerika Serikat dalam upaya bersama menyelamatkan lingkungan hidup.” Perjanjian kerjasama antara Indonesia dan AS dalam bidang lingkungan hidup telah didukung Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dengan penandatangan perjanjian kerjasama dalam pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkesinambungan, akhir tahun lalu.

Program lingkungan hidup keenam sekolah terbaik “Sekolahku Peduli Lingkungan” ini beragam. SMP Negeri 4 Surabaya memiliki gerakan bersih-bersih sampah selama 30 detik setiap akan dimulainya pelajaran sekolah, menjadikan tanaman puring sebagai ikon/maskot sekolah, memanfaatkan sebagian dinding sekolah untuk taman (wall garden) dan memanfaatkan lahan kosong sekolah untuk kebun buah dan tanaman obat. Sekolah di kawasan Tunjungan ini juga memanfaatkan sampah non organik menjadi barang berguna, mengolah sampah organik menjadi kompos dan membuat lubang-lubang resapan biopori untuk mencegah banjir dan mengolah sampah organik menjadi kompos.

Program lingkungan hidup di SMP Negeri 5 Surabaya adalah pengomposan sampah organik, eksistensi Hutan Sekolah Indra Raja (Indrapura dan Rajawali) sebagai media pembelajaran sekolah, pembuatan lubang-lubang resapan biopori dan pengolahan sampah kertas menjadi kertas baru sebagai upaya mengurangi sampah kertas dan peduli hutan.

Sedangkan SMPN 21 Surabaya melaksanakan program menjadikan tanaman bunga sepatu sebagai maskot sekolah, program “Radius 1 Meter”, yaitu program yang mengharuskan setiap warga sekolah peduli dengan sampah sekitar dalam radius 1 meter. Sekolah ini juga meminimalisasi sampah plastik yang dihasilkan di sekolah dengan memberlakukan 2 hari dalam seminggu setiap siswa harus membawa alat makan dan minum sendiri dari rumah. Pemilahan sampah yang ditindaklanjuti dengan pengolahan sampah organik menjadi kompos juga dilakukan di sekolah ini.

SMP Negeri 24 Surabaya yang berlokasi di sekitar markas Marinir Karangpilang melaksanakan program pengomposan sampah organik, budidaya tanaman berkhasiat obat, budidaya kolam ikan dan realisasi hutan sekolah di lahan kosong yang cukup luas di sekolah ini. Sedangkan SMP Negeri 26Surabaya melakukan eksistensi kantin apung sebagai pusat makanan dan minuman higienis dan minim sampah di sekolah, pemanfaatan lahan kosong di sekitar kantin apung untuk “Rumah Jamur”, pengomposan sampah organik sisa makanan dan sampah dedaunan dan eksistensi kolam ikan.

Sementara itu, SMP Negeri 28Surabaya yang belum lama berpindah lokasi sekolah telah merealisasikan hutan sekolah dan kebun buah dan pemilahan sampah yang ditindaklanjuti dengan pengolahan sampah organik menjadi kompos dan pengolahan sampah kertas menjadi kertas baru. Sekolah ini juga menjadikan tanaman codiaeum/croton sebagai maskot sekolah dan melakukan budidaya tanaman berkhasiat obat.(dony/ron)