Tim Lingkungan SDK Santa Theresia I Kampanye Kurangi Plastik
Surabaya- Dampak dari penggunaan plastik menjadi pokok bahasan yang dibawakan oleh pegiat Tunas Hijau Anggriyan Permana pada pembinaan lingkungan hidup di SDK Santa Theresia, Sabtu (20/8). Dengan menggunakan beberapa contoh plastik, Anggriyan menjelaskan kepada puluhan siswa yang tergabung dalam Tim Lingkungan sekolah yang mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional Mandiri itu mengenai dampak bila mereka tidak mengurangi ketergantungan terhadap plastik.
“Semua berawal dari kehidupan kehidupan sehari-hari kita. Contohnya penggunaan sedotan setiap kali membeli minuman berbungkus plastik. Atau saat berbelanja selalu mendapatkan kantong plastik atau kresek meskipun itu hanya belanja 1 macam barang saja. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa kebiasaan yang seperti itu malah akan membuat bumi menjadi semakin panas. Pasalnya, plastik merupakan barang yang sulit terurai oleh tanah. Butuh sekitar 100 tahun lamanya agar plastik bisa terurai,” ujar Anggriyan.
Tidak cukup sampai disitu, pegiat muda lingkungan hidup ini kemudian menjelaskan kebiasaan sehari-hari yang bisa mengurangi penggunaan plastik. “Siapa yang membawa botol plastik dan botol minuman sendiri silahkan ditaruh ke depan,” pinta Anggriyan. Dalam sekejap, beberapa botol plastik dan botol minuman yang dibawa siswa pun tertata dengan rapi di depan mereka. Dengan menggunakan media tersebut, Anggriyan mengajak para siswa sekolah dasar itu berdialog lebih lanjut.
“Manakah yang menurut kalian tindakan yang paling benar?” tanyanya. Dengan sigap, Felicia Putri pun menjawab “Botol minuman yang dibawa siswa, Kak. Karena kan bisa dipakai sampai beberapa kali jadi bisa mengurangi sampah plastik,” jawab siswi kelas 6 ini. Penuturan Felicia pun dibenarkan Anggriyan dengan menunjukkan sebuah contoh lagi, yaitu dengan tidak menggunakan sedotan plastik saat akan minum, karena sedotan plastik hanya dipakai sekali dan tidak lama saja setelah itu dibuang.
Mereka lantas diajak menghitung bila dalam sehari setiap orang menggunakan 4 – 5 buah sedotan, lalu dalam sebulan penggunaan sedotan bisa mencapai 150 buah. “150 sedotan itu hanya untuk satu orang. Bayangkan jika semua siswa di sekolah kalian memakai sedotan saat minum. Berapa banyak sedotan yang terbuang begitu saja?” tanya Anggriyan.
Setelah cukup puas dengan pembahasan materi, Anggriyan ini membagi mereka menjadi beberapa kelompok untuk memikirkan satu ide yang bisa dilakukan di sekolah menindak lanjuti pembahasan materi pengurangan sampah plastik ini. “Kalian diskusikan dengan kelompok tentang ide kegiatan yang bisa dilakukan minggu depan di sekolah terkait pengurangan sampah plastik hari ini,” ucap Anggriyan. 10 menit berlalu, Rosherin Selvia mewakili kelompoknya mengemukakan hasil diskusi mereka.
“Kelompok kami mempunyai ide untuk mengadakan kegiatan sama seperti yang Kakak lakukan sekarang kepada anak kelas 3. Kemudian setelah itu akan diajari untuk membuat kerajinan tangan dari bahan plastik seperti contohnya gantungan kunci,” terang Rose sapaan akrab siswi kelas 6 ini. Ditambahkan oleh Stefanus Andri bahwa sosialisasi tentang plastik itu akan disampaikan menggunakan media Mading yang akan dihiasi dengan kerajinan tangan dari bahan sampah plastik. Nantinya diskusi yang bertujuan untuk menindaklanjuti ide-ide siswa akan segera diinformasikan kepada pimpinan sekolah.
Sebagai langkah awal, ide kegiatan yang tadi diucapkan Rosherin pun disepakati oleh kelompok-kelompok yang lain untuk direalisasikan minggu depan. Namun, sebelum berakhirnya pembinaan hari itu, puluhan siswa ini diminta untuk mengumpulkan sampah plastik berupa botol dan plastik kemasan yang ada di sekolahnya. Tujuannya, digunakan sebagai bahan membuat Mading lingkungan yang berhias kerajinan tangan berbahan plastik. Sebagai penunjang Mading lingkungan yang akan mereka gunakan, beberapa siswa kemudian mengusulkan untuk menambah media menggunakan LCD dengan harapan mereka bisa menghibur siswa kelas 3 melalui tayangan video-video lucu dengan tema sampah plastik. (ryan)