Banyaknya Mall Berbanding Terbalik Dengan Banyaknya Hutan

Bandung- Green economy atau ekonomi yang berpihak pada lingkungan menjadi topik utama pada TUNZA International Children & Youth Conference on the Environment (ICYCE) 2011, yang Indonesia menjadi tuan rumah. Dengan tema Re-shaping Our Future, Through Green Economy and Sustainable Lifestyles (meluruskan masa depan, melalui ekonomi hijau dan perilaku ramah lingkungan) kita semua dituntut untuk bisa mengedepankan kelestarian lingkungan.

Don’t wait for goverment make justice. Do it with your way by enviromental education (jangan menunggu pemerintah mewujudkan keadilan itu. Mulailah dengan pendidikan lingkungan),” ujar Vincent Jugault, Senior Enviroment and Decent Work Specialist, setelah pembukaan Tunza ICYCE 2011.

Lebih dari seribu orang mengikuti diskusi yang membahas mengenai green economy dan environmental justice (keadilan lingkungan) di awal sesi ICYCE 2011 Bandung ini. 5 pegiat Tunas Hijau mengikuti semua sesi ICYCE 2011 ini. Mereka adalah Satuman (peserta pemuda), Mumtaza Noor Ashila (peserta anak-anak), dan 3 orang fasilitator (Dony Kristiawan, Bram Azzaino dan Hilmy Rasyad)

Lebih dari 10 workshop digelar dalam waktu yang bersamaan. Workshop-workshop itu terbagi dalam dua jenjang, yaitu children (anak-anak) dan youth (pemuda). “You can choose workshop, what do you want?” terang Vincent Jugault di akhir sesi diskusi green economy. Mulai dari workshop yang membahas konsumsi berkelanjutan, green economy, eco energy, low carbon dan how to take action for the environment.

Pria yang berbadan tinggi tegap dengan menggunakan bahasa Spanyol,Caesar Narcmesino, ini menjelaskan mengenai green economy dan enviromental justice. Caesar menerangkan mengenai langkah–langkah mensukseskan green economy mulai dari kontrol teknologi, pembuatan kebijaksanaan untuk kelestarian lingkungan dan pembuatan teknologi yang bisa membuat sumber daya alam bisa berkelanjutan dan tidak cepat habis.

Kebutuhan manusia dari tahun ke tahun terus bertambah banyak dan semakin tak terbendung. Pola produksi semakin menanjak tanpa batas, begitu juga dengan pola konsumsi manusia. “Managing your technology,” terang Cesar Marcmesino, fasilitator asal Amerika Latin ini. Dengan adanya teknologi canggih, manusia semakin mengeksploitasi besar–besaran sumber daya alam yang ada di bumi.  Pengontrolan teknologi harus semakin diawasi agar tidak disalahgunakan.

Tidak sedikit produksi dan pembangunan yang hanya memperhatikan keuntungan untuk manusia sendiri. Pembangunan mall–mall sangat meningkat semakin tahun, tapi berbanding terbalik dengan fakta tentang hutan yang terus berkurang luasnya di Indonesia dan belahan dunia lainnya.

Kebijakan–kebijakan dalam lingkungan yang sudah ada semakin tidak ada kekuatan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sebagai mahluk sosial yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan lainnya, manusia diharapkan bisa menjaga lingkungan hidup dengan segenap pengetahuan yang dimilikinya. (1man)