Simulasi Penanganan Bencana Dalam Workshop TUNZA Hari Kedua
Bandung- Bencana alam selalu menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Dampak yang ditimbulkan juga membekas di bumi dan jiwa manusia sendiri. “Tuliskan dampak akibat bencana alam di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan,” pinta Handy Acosta Cuellar, fasilitator dari TUNZA International Children & Youth Conference on the Environment (ICYCE) 2011 di Bandung. Y chart merumuskan tiga pokok permasalahan yang dihadapi pasca bencana alam yaitu bidang lingkungan, urbanisasi, populasi hewan dan manusia.
40 pemuda dari berbagai negara peserta Tunza ICYCE 2011 lantas membuat pemecahan masalah bersama. Mulai dari menjalin kerja sama dengan organisasi sampai mencari energi alternatif untuk daerah yang terpencil. “Semua yang ada di dalam ruang ini adalah pemerintah, kalian harus bisa mencari bantuan dari organisasi dan menemukan inisiatif untuk menanggulanginya,” ujar Handy Acosta Cuellar fasilitator yang telah lama tinggal di Indonesia. 40 pemuda layaknya jadi anggota pemerintahan yang tidak hanya mengantisipasi bencana, tapi juga mencari solusi pasca bencana.
Terdapat kelompok–kelompok pemuda yang fokus mencari pemecahan masalah dari energi, transportasi, tempat tinggal dan limbah dari akibat bencana alam. “Mencari energi terbarukan seperti panel surya,” ungkap Abraham, peserta dari negara Etopia ketika membacakan hasil diskusi kelompoknya. Solusi lain juga muncul dari kelompok lainnya seperti menggunakan bio solar untuk tranportasi dan pengomposan untuk pengolahan sampah organik.
Handy Acosta Cuellar merupakan fasilitator dari Kanada. Dia juga menceritakan mengenai pengalaman pribadi mengenai kotanya yang terkena bencana alam gempa bumi. Rumahnya hancur berantakan. Hanya puing–puing yang tersisa. Tapi dari sanalah dia bangkit, mengajak pemuda di kotanya untuk melakukan pekerjaan yang harusnya dikerjakan pemerintah. Sedikit demi sedikit pemuda di kotanya mulai memahami pentingnya kontribusi pemuda terhadap daerahnya. (1man)