Geliat Ecopreneur Di SDN Perak Barat Dan Kaliasin III

Pembinaan Ecopreneur di SDN Perak Barat Surabaya

Surabaya- Program Ecopreneur untuk tingkat sekolah dasar yang diselenggarakan Tunas Hijau sejak akhir November 2011 mulai memasuki masa-masa penilaian. Setelah beberapa minggu dibina oleh Tunas Hijau, tim Ecopreneur masing-masing sekolah telah menunjukkan perkembangannya. Ketika Tunas Hijau memantau kemajuan program di SDN Perak, Senin (30/1), proses pengumpulan sampah plastik yang telah direncanakan sebelumnya telah berjalan cukup pesat.

Disampaikan oleh Muhammad Wisnu, anggota tim Ecopreneur SDN Perak Barat, sampah plastik yang terkumpul puluhan kilo tersebut akan segera dimanfaatkan. “Sebagian sampah ini akan dijual. Nantinya hasil penjualan tersebut akan digunakan modal untuk membuat produk daur ulang dari sisa sampah plastik ini,” ungkap Wisnu sambil menunjukkan pembukuan sampah plastik yang dikumpulkan.

Tim Ecopreneur SDN Perak Barat sebelumnya telah menetapkan fokus proyek mereka pada pemanfaatan sampah plastik di sekolah. “Sampah plastic ini sebagian akan kami buat bunga dan tempat pensil. Beberapa teman juga telah memesan produk daur ulang tersebut, karena seminggu sebelumnya kami telah mempromosikan kepada teman-teman yang lain tentang penjualan produk daur ulang kami,” kata Azela Anggiani Azahra, ketua tim Ecopreneur SDN Perak Barat.

Menurut Azela, program Ecopreneur ini cukup memberi kesan tersendiri. Sebelumnya, di sekolah dia hanya diajarkan membuat karya daur ulang, namun sekarang bisa belajar juga memasarkannya. “Lewat ecopreneur ini kami dapat belajar wirausaha sekaligus menyelamatkan bumi dari sampah plastik,” imbuh Azela kembali.

Sandal dari pembungkus snack menjadi produk utama Ecopreneur di SDN Kaliasin III

Selanjutnya Tunas Hijau memantau perkembangan  Ecopreneur di SDN Kaliasin III. Sekolah yang berada di pusat kota ini turut pula mengurangi sampah plastik yang ada di sekolah untuk dijadikan produk daur ulang. Bedanya kali ini mereka memanfaatkan sampah plastik bungkus snack atau detergen menjadi sandal. Sandal yang mereka buat berfungsi untuk digunakan ke kamar mandi, wudhu dan dalam ruangan.

Bagus Narayana, ketua tim Ecopreneur SDN Kaliasin III menyatakan bahwa sandal yang mereka buat tidak licin saat terkena air. ”Kami telah coba dan hasilnya tidak licin saat digunakan di kamar mandi maupun untuk wudhu,” tutur Bagus. Beberapa sandal telah mereka buat sebagai contoh untuk dipromosikan ke teman-teman sekelas mereka.

Sandal mereka cukup unik karena warnanya yang menyolok sesuai dengan sampah plastik pembungkus yang digunakan. Tak heran pesanan sudah mulai berdatangan. ”Kami telah menerima pesanan dari beberapa anak. Seminggu ini mulai kami jual, tapi sebelumnya akan kami kemas dengan pembungkus yang menarik,” imbuh Bagus kembali.

Ditambahkan pula oleh Bagus bahwa saat mempromosikan sandal daur ulang timnya, tak lupa mereka menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian bumi. Daur ulang plastik pembungkus menjadi sandal juga merupakan bukti nyata upaya memanfaatkan sampah supaya tidak mencemari lingkungan. (don)