Beberapa Hutan Sekolah Baru Dibuat Selama Februari 2012

Surabaya- Daerah tangkapan air hujan di kota Pahlawan Surabaya dipastikan terus betambah. Hal ini seiring dengan bertambahnya taman dan hutan kota. Tidak hanya itu, hutan sekolah juga dipastikan bertambah seiring dengan gerakan penanaman pohon yang digerakkan Tunas Hijau. 

Terhitung, selama Februari ini, ada beberapa hutan sekolah baru yang dibuat. Beberapa hutan sekolah tersebut adalah di SMPN 36, SMPN 23, SMPN 21, SMPN 26, SMPN 34, SMPN 30 dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1. Sedikitnya 25 pohon baru dengan tinggi minimal 2 meter ditanam di masing-masing sekolah tersebut dengan aktif melibatkan warga sekolah.

Hutan-hutan sekolah baru ini sekaligus menambah keberadaan beberapa hutan sekolah yang sebelumnya telah eksis. Hutan-hutan sekolah yang sebelumnya telah eksis adalah SMPN 16, SMPN 28, SMPN 11, SMPN 20, SMPN 40, SMKN 10, SMAN 16 dan SMAN 11 Surabaya.

Ada banyak jenis tanaman yang siap ditanam di hutan sekolah tersebut, yaitu Pongamia pinata, Spatodea atau kecrutan, cassia grandis, sawo kecik, tabibuia crisanta, rambutan binjai, saputangan, trembesi, durian, mahoni, jakaranda dan masih banyak lagi lainnya. Menurut Syaiful, aktivis Tunas Hijau, selama Februari ini kami terus mencari sekolah-sekolah yang masih mamiliki lahan kosong yang bisa ditanami pepohonan. “Jumlah pohon yang ditanam tergantung luas lahan yang masih dimiliki sekolah,”  ujar Syaiful.

Pohon-pohon yang ditanam itu adalah sumbangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau biasa dikenal dengan PGN sebagai bagian dari Gerakan Penanaman 1 Milyar Pohon yang digagas oleh pemerintah Indonesia. Pada gerakan ini, PGN menyumbangkan lebih dari 4000 pohon dengan beberapa jenis dengan Tunas Hijau sebagai mitra mereka untuk pendistribusian, penanaman dan pemantaunnya.

Sementara itu, tanam pohon juga dilaksanakan di lahan pemukiman, seperti di Pondok Benowo Indah. Tanam pohon di pemukiman warga ini bahkan dimaanfaatkan untuk memupuk sikap kebersamaan warga setempat.  Maklum, kebanyakan warga pemukiman ini adalah pekerja yang setelah selesai kerja dia langsung ke rumah dan jarang bergabung dengan warga yang lainnya. (suud/ron)