Cegah Banjir, Masyarakat Mulyorejo Membuat Lubang Resapan
Surabaya- Banjir saat musim hujan sering dialami masyarakat Mulyorejo. Kondisi ini menjadi motivasi tersendiri bagi masyarakat Mulyorejo RW 3 untuk memperbaiki keadaan lingkungan sekitarnya. “Selokan kami sering mampet karena sampah plastik,” terang Marsuki, warga Mulyorejo Barat. Marsuki dengan belasan warga yang lain merencanakan untuk membuat lubang resapan air tanah.
Minggu (5/2) pagi itu, warga berkumpul di balai RW 3 bersama mahasiswa Universitas Airlangga KKN-BBM 45 dan Tunas Hijau membuat bersama 25 lubang resapan biopori. Penyuluhan pencegahan banjir itu disertai dengan penyuluhan tentang pentingnya mengolah sampah. “Pengolahan sampah yang diberikan Tunas Hijau akan kita praktekan bersama-sama,” kata koordinator mahasiswa KKN BBM 45 Unair Mulyorejo Fitri Rahayu.
Pagi itu, 25 lubang resapan biopori dibuat di jalan tepatnya belakang rumah ketua RT 1 Mulyorejo Barat Sukijah. “Jalan tersebut sering banjir, Mas,” tutur Bendaharara RT 1 Sri Yanti. Jalan tersebut menjadi percobaan pertama sebagai langkah penanggulangan banjir menggunakan lubang resapan biopori. Kedalaman lubang yang dibuat warga dan mahasiswa rata-rata 50 centimeter. ”Disini banyak bebatuan atau tanah bekas bangunan,” tutur Marsuki, warga Mulyorejo Barat.
Selama 120 menit warga dengan mahasiswa Unair ini, mereka berhasil membuat 15 lubang. Bagi Marsuki, membuat lubang resapan dengan bor biopori memang tidak mudah, tapi dia mengajak warga lain untuk giat membuat lubang agar terhindar dari banjir. Dia juga merencanakan kerja bakti bersama yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini agar selokan tidak buntu dan membantu mencegah banjir.
Tidak hanya banjir yang menjadi permasalahan di kota Surabaya, lahan hijau terbuka juga mulai menyempit seiring pertumbuhan penduduk. Tapi itu tidak membatasi mahasiswa KKN untuk mengajak warga menghijaukan lingkungan sekitarnya. Puluhan TOGA seperti melati dan kumis kucing yang telah disediakan mahasiswa KKN. “TOGA kan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari sebagai obat,” tutur koordinator mahasiswa Fitri Rahayu.
Dengan lahan 3 x 4 meter, warga bersama mahasiswa bercangkul ria membuat taman TOGA di sekitar lahan pembuatan lubang resapan biopori. Meski hari sudah memasuki siang, udara disana tetap sejuk karena belakang rumah ketua RT 1 banyak pohon lebih mirip kebun. “Bantuan dari tanaman ini akan kami rawat,” ujar Sri Yanti dengan penuh keyakinan kepada Tunas Hijau.
Tidak hanya memberikan workshop, Tunas Hijau juga memberikan 1 bor pembuat lubang resapan biopori kepada warga RW 3 Mulyorejo Barat. “Wah kalau diberi, saya akan langsung buat di rumah,” ujar Marsuki. Warga rela bergantian meminjam biopori pemberian Tunas Hijau sumbangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk buat rumah mereka. (1man)