Ecopreneur SDN Kaliasin I Berbasis Pada Bank Sampah Dan Daur Ulang
Surabaya– Kegiatan Ecopreneur di SDN Kaliasin I telah berjalan dengan disesuaikan program sekolah lainnya yaitu Rubbish and Recycle. Hal ini disampaikan oleh Tri Wahyiningtyas, guru SDN Kaliasin I, saat pemantauan Ecopreneur oleh Tunas Hijau, Kamis (9/2).
“Rubbish and Recycle merupakan program lingkungan yang telah berjalan di sekolah kami. Rubbish ialah dengan mengumpulkan kertas, koran, kardus, botol dan sedotan untuk dijual kepada bank sampah. Recycle dilakukan dengan mengolah kembali sampah plastic seperti botol dan sedotan bekas,” Tri Wahyiningtyas.
Tri Wahyiningtyas juga menyampaikan bahwa hasil penjualan sampah kertas, plastik, dan botol selama ini telah ditabung di bank sampah. Dana tersebut akan digunakan untuk kegiatan lingkungan hidup, salah satunya untuk kegiatan mendaur ulang sampah plastik di sekolah. Hasil dari daur ulang plastik tersebut sebagian telah dipasarkan beberapa waktu yang lalu.
Shabrina Firdausa dan Syaffarina Arma, anggota tim Ecopreneur SDN Kaliasin I menunjukkan hasil daur ulang sampah plastik karya tim mereka. Sedotan bekas diolah menjadi taplak, tas, bando dan tatakan gelas. Botol-botol bekas dikreasikan menjadi bentuk bunga dan berbagai bentuk gantungan kunci serta jepitan rambut.
“Dengan program Ecopreneur ini, kami telah memasarkan sebagian produk daur ulang lewat kegiatan bazaar saat penerimaan raport kapan lalu. Hasilnya cukup lumayan karena kami mendapatkan keuntungan penjualan sebesar 600 ribu lebih,” ujar Shabrina Firdausa.
Syafarrani Arma Bahirah turut mengiyakan pernyataan Shabrina. Dia menambahkan bahwa hasil penjualan tersebut digunakan kembali untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah. “Uangnya dibuat beli peralatan kebersihan seperti sapu, kemoceng dan tempat sampah untuk menjaga kebersihan sekolah,” ujarnya.
Namun setelah kegiatan bazaar tersebut, tim Ecopreneur SDN Kaliasin I berjalan kurang optimal. Tunas Hijau melalui aktivis seniornya, Dony Kristiawan, menyarankan pentingnya program Ecopreneur berjalan terus-menerus di sekolah.
“Uang dari hasil penjualan produk memang lumayan, namun yang dibutuhkan bukan hanya hasil materi saja karena ecopreneur itu bukan hanya berbasis pada wirausaha tetapi juga bisa digunakan untuk menumbuhkan kesadaran tentang menjaga lingkungan. Karena secara tidak langsung telah dibentuk karakter peduli lingkungan dengan pemilahan sampah yang dilakukan, sehingga perlu diterapkan setiap hari,” ujar Dony. (cha/don)