Pembekalan Cara Pengolahan Sampah Kertas Kepada Siswa Peserta Ujian Praktek SMPN 24

Surabaya- Sebagai tempat pelaksanaan pendidikan formal, sekolah adalah salah satu penghasil sampah kertas. Tidak sedikit juga kebiasaan yang pemborosan pemakaian kertas berakibat pada pemanasan global.  Pemanfaatan sampah kertas  diharapkan bisa mengurangi penebangan pohon, seperti yang dilakukan SMPN 24. Sekolah yang beralamatkan di jalan bazoka karangpilang ini menjadikan pemanfaatan sampah kertas  sebagai ujian praktek siswa kelas 9. 

Workshop  pemanfaatan sampah kertas menjadi pelatihan pertama bagi seluruh ketua kelas 9 dan perwakilan tiap-tiap kelas, Kamis (9/2). “Gunakan kertas  sebijaksana mungkin, jangan dibuat untuk mainan,” terang aktivis Tunas Hijau Feriyanto. Guru pembina lingkungan SMPN 24 Sri Hartatik juga memberikan motivasi pada seluruh siswanya agar bisa memanfaatkan kertas daur ulang yang bisa dimanfaatkan jadi buku atau hasil kerajinan tangan yang lainnya. Adanya ujian seperti ini banyak siswa yang kaget dan bingung, “Aku baru pertama kali ini coba memanfaatkan kertas bekas jadi kertas baru,” tutur Bisnaini Istqoma, ketua kelas 9B.

Setiap siswa nampak memperhatikan dengan sungguh-sungguh setiap langkah pengolahan sampah kertas menjadi kertas baru. Namun tidak hanya sebuah ketrampilan, aktivis Tunas Hijau Feriyanto juga  memberi tahu tujuan mendaur ulang kertas bekas. “Tidak semua sampah kertas bisa kita buat jadi kertas daur ulang, tapi baiknya kita biarkan industri yang mengolahnya biar lebih hemat energi,” terang aktivis Tunas Hijau Feriyanto.

Panas matahari membantu dalam tahapan pengeringan kertas saat workshop kali itu, sehingga peserta dapat melihat hasil jadinya.  “Wah, bisa kering 1 hari ini,” tutur Angelia Tantyono, siswa kelas 8. Tidak sedikit pertanyaan dari peserta yang dilontarkan kepada Tunas Hijau. “Ya kalau pada siang hari yang terik kalau tidak mendung bisa hanya 2 jam keringnya,” jawab Feriyanto.

Tidak hanya siswa yang tertarik dengan workshop pemanfaatan kertas dari Tunas Hijau. Guru-guru SMPN 24 juga terlihat aktif dalam bertanya dan mencoba. Terlihat keaktifan mencoba  dari seorang guru yang juga pembina lingkungan di depan ruang guru. “Terus screen-nya dibalik di plastik lalu dijemur,” tutur pembina kader lingkungan Bintih. Bintih juga mengajak siswa untuk yakin bisa. Kalau bisa sampai layak dijual nanti tidak hanya dibuat berhenti di estalase atau sekadar pameran apa adanya. (1man – peng)