Wirahausahawan Cilik Peduli Lingkungan Bermunculan Di Final Ecopreneur SD

Tim Ecopreneur SDK Santa Maria terpilih sebagai tim terbaik I

Surabaya- Final Ecopreneur tingkat sekolah dasar yang digelar Tunas Hijau bersama SMAN 16 dan pemerintah kota Surabaya di Gedung Kesenian SMA Negeri 16 Surabaya, Sabtu (18/0), berlangsung sangat meriah. Puncak program yang telah berlangsung selama 3 bulan ini dihadiri 100 orang perwakilan tim Ecopreneur dari 11 sekolah dasar terpilih Surabaya. 

Disampaikan oleh Dony Kristiawan, aktivis senior Tunas Hijau dan koordinator program ini, bahwa program ini mendorong munculnya unit usaha di sekolah yang berbasis terhadap lingkungan hidup. “Hal ini merupakan salah satu bentuk strategi Tunas Hijau dalam mengampanyekan pentingnya menjaga lingkungan hidup dalam keseharian,” ujar Dony.

Tim Ecopreneur SDN Kandangan I memaparkan program wirausaha peduli lingkungan

Program Ecopreneur membuat tiap tim menganalisa potensi lingkungan yang ada di sekolahnya. “Tak heran banyak tim yang memanfaatkan sampah kering maupun basah yang di sekolah untuk menjadi barang yang bernilai jual. Otomatis hal ini mengakibatkan berjalannya pemilahan sampah di sekolah. Selain itu juga diharapkan akan banyak bermunculan wirausahawan cilik yang peduli lingkungan hidup,” ujar Dony di sela penjurian presentasi peserta.

Pada Final Ecopreneur ini, 11 sekolah peserta program ini diminta melakukan presentasi tentang kegiatan ecopreneur-nya masing-masing. 11 sekolah tersebut adalah  SDN Petemon 13, SDN Perak Barat, SDN Klampis Ngasem I, SDN Babat Jerawat I, SD Kandangan I, SDN Kandangan III, SDN Kaliasin I, SDN Kaliasin III, SDK Santa Theresia I, SDK Santa Maria dan SDN Pacar Keling VIII.

Diantara contoh produk yang siap dipasarkan

Perwakilan tim tiap sekolah dengan bersemangat menceritakan bagaimana berlangsungnya usaha mereka. Para wirausahawan cilik tersebut tanpa canggung menjelaskan detail proses usaha mereka. Seperti yang diceritakan Nabila Widya Putri dari SDN Klampis Ngasem 1 kepada dewan juri. Dia menceritakan bagaimana proses pembuatan serta pemasaran tempat pensil dari sampah kertas yang dibuat oleh timnya.

”Kami membuat tempat pensil berbentuk angry bird ini dari kertas bekas sampul kartu perdana telepon selular. Karakter ini kami pilih karena saat ini banyak anak yang sedang menggemarinya,” ujar Nabila. Terbukti ketika mereka menjual produk itu saat jam istirahat dan pulang sekolah, banyak yang terjual. “Bahkan masih banyak yang memesannya juga,” tambah Nabila sambil menunjukkan tempat pensil yang dimaksud.

Penjelasan tambahan tim ecopreneur kepada dewan juri

Beragam cara pemasaran produk yang telah dilakukan juga disampaikan masing-masing tim sekolah. Ada pemasaran produk dengan door to door dari satu rumah penduduk ke rumah lainnya yang berada di sekitar sekolah seperti yang dilakukan tim SDN Kandangan I. Ada juga promosi produk melalui grup BlackBerry seperti yang dilakukan oleh tim SDK Santa Theresia I.

Di akhir acara juri, Esti Durahsanti, yang juga humas konsulat jenderal Amerika Serikat, bersama aktivis senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni mengumumkan para pemenang program ini. Para pemenang mendapatkan sejumlah hadiah, sertifikat maupun tropi. Khusus tropi yang diberikan ke peserta terbilang unik karena tropi daur ulang berbahan dasar sisa produksi speaker. Para pemenang tersebut adalah berikut ini:

The Best Promotion: SDN Kandangan 1

The Best Innovation: SDN Kaliasin III

The Best Selling: SDK Santa Theresia 1

The Best Product: SDN Klampis Ngasem 1

The Best Profit: SDN Kaliasin 1

The Best Team Spirit: SDN Petemon XIII

The Best Presentation: SDN Kaliasin 1

Sekolah Terbaik Ketiga: SDN Kaliasin 1

Sekolah Terbaik Kedua: SDN Petemon XIII

Sekolah Terbaik Pertama: SDK Santa Maria