Bersih-Bersih Sampah Di Hutan Mangrove Wonorejo

Arga Bhirawa dan Faizah Hanun dengan kaos "Anak Butuh Mangrove" dan "Hutan Bakau Bukan Hutan Sampah" ikut serta memungut sampah di hutan mangrove

Surabaya- Arga Bhirawa (7 tahun) dan Faizah Hanun (4 tahun) bergantian digendong aktivis senior Tunas Hijau Sugeng turun dari jogging track (jalan setapak) di sekitar hutan mangrove bozem Wonorejo. Sugeng melakukannya setelah Arga dan Hanun memberitahunya bahwa ada banyak sampah non organik di sekitar pepohonan mangrove yang berusia muda itu. Tentunya, Sugeng menurunkan Arga dan Hanun di tanah yang cukup padat dan tidak terlalu berlumpur. 

Peserta aksi bersih-bersih sampah di hutan mangrove di sekitar bozem Wonorejo

Arga dan Hanun, dibantu Sugeng, memunguti sampah-sampah itu dan dimasukkan ke dalam karung yang dibawa dari markas Tunas Hijau. Arga dan Hanun adalah dua anak yang menyertai aksi bersih-bersih sampah di kawasan hutan mangrove Wonorejo, Minggu (11/3) siang. Bersama mereka ada sekitar 25 orang aktivis Tunas Hijau dibawah komando Young Eco People Tunas Hijau atau gabungan siswa SMA/SMK peduli lingkungan hidup dari Surabaya.

“Aksi bersih-bersih ini adalah bentuk kecintaan kami kepada kota Surabaya yang saat ini memiliki ikon hutan mangrove yang semakin banyak dikunjungi oleh warga Surabaya dan sekitarnya,” ujar Thania Pungky, siswa SMA Negeri 8 Surabaya, wakil dari YEP Tunas Hijau, koordinator aksi peduli hutan mangrove Wonorejo ini.

Beragam jenis sampah non organik berhasil dikumpulkan pada bersih-bersih ini

Pada aksi bersih-bersih sampah di hutan mangrove ini mereka membawa 12 karung bekas yang digunakan sebagai tempat pengumpulan sampah. Beragam poster himbauan kepada para pengunjung kawasan hutan mangrove juga diusung oleh para aktivis lingkungan hidup itu. Diantara poster-poster himbauan itu adalah Bawa Sampahmu Kembali, Jangan Ditinggal Di Hutan Mangrove; Sampah Membuat Hutan Mangrove Kotor; dan Membuang Sampah Pada Tempatnya Adalah Sikap Peduli Hutan Mangrove Wonorejo.

Lintang Novela Rosada, pengurus YEP Tunas Hijau yang juga siswa SMKN 11 Surabaya, menambahkan bahwa aksi peduli hutan mangrove ini tidak hanya akan dilakukan sekali ini saja. “Kami akan menyelenggarakan aksi-aksi berkelanjutan dengan melibatkan para pelajar dari sekolah-sekolah di Surabaya,” ujar Lintang. Selain siswa SMKN 11 dan SMAN 8 juga ada perwakilan SMAN 13, SMAN 18 dan SMKN 10 Surabaya.

Lintang Novela, Thania Pungky dan Rr. Endang dengan sampah yang berhasil dikumpulkan

Sementara itu, Faizah Hanun dan Arga Bhiwara nampak menjadi pusat perhatian para pengunjung hutan mangrove di sekitar bozem Wonorejo maupun yang akan menuju ke muara sungai dengan perahu motor. Maklum saja, selain usianya yang masih anak-anak, mereka juga mengenakan kaos dengan pesan peduli mangrove di bagian depan dan belakang. “Anak juga butuh mangrove” dan “Hutan bakau bukan hutan sampah” adalah tulisan yang nampak jelas bisa dibaca di kaos mereka. (ron)