Hutan Mangrove Wonorejo Butuh Pengunjung Yang Sanggup Buang Sampah Pada Tempatnya
Surabaya- Dua orang pria dewasa dengan mengenakan baju lengan panjang dan penutup kepala nampak asyik dengan alat pancingnya di dermaga perahu, Bozem Wonorejo, Minggu siang (4/3). Beberapa menit berselang, salah seorang dari mereka nampak dengan segera menarik tali pancingnya. Sesaat setelah ditarik, nampak bahwa bukan ikan yang didapat melainkan sampah kantong plastik yang menjadi berat karena penuh air.
Masalah sampah menjadi masalah tersendiri bagi perairan di kota-kota besar di Indonesia termasuk Kali Londo, sungai yang melintasi dermaga perahu Bozem Wonorejo, yang menyediakan layanan wisata lingkungan hidup ke kawasan hutan mangrove Wonorejo. Kali Londo menjadi sungai terakhir yang bermuara ke laut dan berhulu sungai Brantas dengan mata air di kota Batu dan Malang.
“Kawasan hutan mangrove Wonorejo sudah semakin mudah dinikmati masyarakat Surabaya dan sekitarnya,” ujar aktivis Tunas Hijau Fakhrul Lubis Wiranata saat bersama beberapa aktivis Tunas Hijau berada di kawasan eko wisata itu. Ada perahu khusus yang disediakan bagi masyarakat yang ingin menikmati hutan mangrove Wonorejo. Jumlah pengunjung di kawasan kawasan konservasi di pantai timur Surabaya ini semakin banyak pada. Jumlah pengunjung mencapai ratusan orang pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari libur nasional.
“Yang menjadi masalah adalah tidak semua pengunjung kawasan ekowisata mangrove Wonorejo ini memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempat yang sesuai,” ujar aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni. Padahal, menurut Zamroni, hampir setiap pengunjung membawa perbekalan yang berpotensi menjadi sampah. Termasuk diantaranya rokok dan pembungkus makanan dan minuman. Nampak, dengan mata kepala telanjang, beberapa orang pengunjung ekowisata ini yang dengan seketika membuang puntung rokok mereka ke sekitar mereka.