Sayuran SDN Medokan Semampir I Tumbuh Subur Di Markas Tunas Hijau
Surabaya- Lima orang siswa-siswi SDN Medokan Semampir I bersama aktifis Tunas Hijau melakukan monitoring urban farming (pertanian perkotaan) di markas Tunas Hijau, Rabu (28/3). Tampak tanaman sayuran sawi dan kubis yang telah ditanam siswa-siswi SDN Medokan Semampir I bersama Puteri Lingkungan Hidup 2010 Fadila El Zahra dan Runner Up I Puteri Lingkungan Hidup 2010 Faradila Risky Amalia tumbuh subur.
Sepulang sekolah mereka mengunjungi markas Tunas Hijau untuk melihat tanaman sayuran yang telah mereka tanam beberapa hari yang lalu, sebanyak 50 polibag tanaman yang telah ditanam sawi dan kubis sudah mulai tumbuh. “Wow, sawi yang saya tanam sudah tumbuh besar,” ujar Dimas Rizky Herlingga, siswa kelas 5.
Dwi Putri Mega Wati, siswi kelas 5, merasa kurang senang saat berkunjung ke markas Tunas Hijau, sebab tanaman kubis yang dia tanam ternyata belum tumbuh besar seperti tanaman sawi. “Loh kubis saya kok masih kecil-kecil tumbuhnya nggak seperti sawi,” cetus Dwi Putri Mega Wati kepada teman-temannya ketika melihat perbedaan dua tanaman sayuran yang telah ditanam bersama-sama.
Dijelaskan oleh Fakhrul Lubis Wiranata, aktifis Tunas Hijau, kepada para siswa SDN Medokan Semampir I, bahwa tanaman kubis dan sawi meskipun ditanam pada waktu yang bersamaan, waktu panennya tidak bisa bersamaan karena masing-masing tanaman sayuran mempunyai masa tumbuh yang berbeda. “Kalau sawi butuh 35 hari untuk bisa dipanen, sedangkan kubis membutuhkan 90 hari,” terang Fakhrul Lubis Wiranata.
Dijelaskan Fakhrul Lubis Wiranata, bahwa tanaman sayuran sawi dan kubis supaya bisa tumbuh besar harus dirawat dengan baik dan teratur. “Ayo, sekarang kita bersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman sawi dan kubis,” tutur Fakhrul Lubis Wiranata kepada 5 orang siswa-siswi SDN Medokan Semampir I sambil mengajak bersih-bersih 50 polibag yang ditumbuhi tanaman sayuran sawi dan kubis dari rumput liar.
Pramono, siswa kelas 5 mengatakan kepada teman-temannya untuk tidak asal mencabut rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman sayuran kubis dan sawi. “Awas, kalian jangan asal cabut, jangan sampai tanaman sayurannya ikut kecabut,” ujar Pramono kepada teman-temannya yang mulai mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di dalam polibag tanaman sayuran.
Maida Aisha Rachmadianti, siswa kelas 5 tampak bersemangat membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh tak beraturan di sekitar tanaman sayuran sawi. “Saya sangat senang sekali, ternyata tanaman sayuran yang saya tanam bersama teman-teman sudah mulai tumbuh besar,” ungkap Maida Aisha Rachmadianti sambil duduk jongkok untuk mencabuti rumput-rumput liar.
Setelah cukup membersihkan beberapa tanaman sayuran dalam polibag, mereka membersihkan diri dengan mencuci tangan lalu berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. “Kak, Sabtu besok kita ke sini lagi untuk merawat dan melihat tanaman sayuran yang kita tanam,” ujar Muhammad Rispan Fauzi sebelum meninggalkan markas Tunas Hijau.
Bram Azzaino, aktifis Tunas Hijau, mengatakan kepada 5 orang siswa-siswi SDN Medokan Semampir I sebelum berkunjung ke Markas Tunas Hijau harus Ijin ke orang tua terlebih dahulu. “Nanti kalau mau kesini lagi, jangan lupa ijin ke orang tua dulu. Ingat tanaman ini harus kalian rawat sampai tumbuh subur supaya bisa kita panen bersama-sama,” terang Bram Azzaino. (wira)