Siswa SDN Medokan Semampir I Tanam Sayuran Di Markas Tunas Hijau Bersama Puteri Lingkungan Hidup

Runner up I Puteri Lingkungan Hidup 2010 Faradila Risky Amalia nampak menanam bersama siswa SDN Medokan Semampir I

Surabaya- Lima belas siswa SDN Medokan Semampir I Surabaya bersama dua guru mereka mengunjungi markas Tunas Hijau di Semolowaru Indah I blok T nomor 10, Sabtu (10/3). Aktivitas berkebun di lahan sempit menjadi kegiatan yang mereka lakukan pagi itu di markas Tunas Hijau bersama Puteri Lingkungan Hidup 2010 Fadila El Zahra dan Runner Up I Puteri Lingkungan Hidup 2010 Faradila Risky Amalia. 

Dengan memanfaatkan 50 polibag tanaman yang telah diisi tanah, 15 siswa sekolah di sekitar markas Tunas Hijau itu dibagi menjadi dua kelompok. Fadila dan Faradila menjadi fasilitator masing-masing kelompok itu untuk melakukan aktivitas berkebun di lahan sempit. “Kita bentuk posisi lingkaran kecil saja ya sambil duduk jongkok,” ujar Faradila kepada anak-anak anggota kelompoknya.

Puteri Lingkungan Hidup 2010 Fadila El Zahra membagikan biji tanaman pertanian kepada siswa SDN Medokan Semampir I

“Siapa diantara teman-teman yang pernah bercocok tanam di rumah atau di sekolah?” tanya Runner Up I Puteri Lingkungan Hidup 2010 yang juga siswa SMP Negeri 3 Surabaya ini. Ternyata tidak ada siswa anggota kelompok Faradila yang pernah bercocok tanam sebelumnya. Mereka hanya pernah menyiram dan merawat tanaman sebelumnya. “Tidak apa-apa. Kita akan belajar menanam dan merawat tanaman sekarang. Tanaman sayuran yang akan kita tanam sekarang,” ujar Fara.

Faradila memimpin kelompoknya menanam sawi, sedangkan Puteri Lingkungan Hidup 2010 Fadila El Zahra memimpin kelompoknya menanam kubis. “Kita akan menanam menggunakan polibag untuk memanfaatkan lahan sempit yang ada. Jadi tidak ada alasan lagi tidak mau menanam karena tidak ada lahan,” terang Fadila El Zahra siswa SMPN 3 Surabaya asal Sekolah Adiwiyata Nasional SDN Kandangan I.

Cara menanam sayuran dan tanaman pertanian lainnya ternyata mudah. “Buat lubang tanam pada tanah sedalam satu ruas jari tangan kita. Ditekan seperti ini,” terang Fadila El Zahra sambil mempraktekkan penjelasannya. Setelah itu, masukkan biji sayuran ke dalam lubang yang telah dibuat. “Jangan lupa menutup lubang kembali dengan tanah,” lanjut Fadila.

Siswa SDN Medokan Semampir I nampak asyik menanam di markas Tunas Hijau

Setelah cukup jelas dengan cara penanaman, seluruh siswa SDN Medokan Semampir I diminta mempraktekkannya. Faradila dan Fadila kemudian membagikan biji tanaman kubis dan sawi kepada setiap siswa. “Satu lubang cukup satu atau dua biji saja,” tambah Fadila. Dalam waktu sekitar 15 menit, sekitar 100 polibag selesai ditanami. Kaki mereka pun nampak penuh dengan tanah seperti layaknya petani yang bercocok tanam di sawah.

Dijelaskan oleh aktivis senior Tunas Hijau Sugeng kepada seluruh siswa ini bahwa banyak manfaat yang bisa didapat dengan memanfaatkan lahan sekitar kita untuk bercocok tanam khususnya dengan tanaman pertanian. Diantaranya, lahan sekitar kita menjadi lebih hijau. “Kita juga bisa mengurangi polusi udara dari transportasi yang biasanya digunakan untuk mengangkut hasil pertanian dari luar kota,” terang Sugeng.

Nurhanifa Oktian Putri, siswa kelas 5 SDN Medokan Semampir I, mengaku senang dengan aktivitas bercocok tanam yang dia lakukan bersama teman-temannya di markas Tunas Hijau. “Saya dan teman-teman akan berkunjung kemari tiap Sabtu untuk menyiram dan merawat tanaman yang tadi kami tanam. Boleh, Mas?” kata Nurhanifa. Dia juga berencana menanam lombok di sekitar tempat tinggalnya. Kebetulan neneknya membuka warung makan di tempat tinggalnya. (ron)