Hindari Penggunaan Pewarna Non Makanan Pada Hidangan
Surabaya- Makanan yang mengandung pewarna selain pewarna makanan bisa menyebabkan kanker. Penyakit berbahaya ini memang tidak bisa dilihat secara langsung. Penyakit tersebut menyerang secara perlahan tapi pasti. Untuk mencegah agar tidak terjadi kanker tersebut, maka kantin harus jeli untuk menjual makanan yang layak dikosumsi. Hal ini diutarakan oleh juri Kantin Sehat dan Toilet Bersih Sekolah saat memperingati hari jadi kota Surabaya di SDN Kutisari 2, Rabu (11/4)
“Kasian kesehatan anak-anak, Bu, kalau sampai menjual makanan yang mengandung pewarna non makanan,“ ujar Mahar, juri Kantin Sehat dan Toilet Bersih dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Selain itu, pewarna jajan yang mengandung pengawet pun harus juga dihindari. Alasannya, bila dikosumsi juga bisa mengganggu kesehatan. Anak-anak seusia sekolah dasar memang kurang bisa memilih makanan yang sehat, maka dibutuhkan kerjasama dengan seluruh warga sekolah untuk membatasi jajanan yang mengandung bahan berbahaya dijual di kantin.
Kebersihan kantin pun dinilai oleh para juri. Kantin bersih tentunya tak banyak lalat di kantin tersebut. “Untuk menciptakan kebersihan kantin dapat dilihat dari beberapa aspek,” ujar Mahmoed, juri dari Dinas Pertamanan Kota Surabaya. Aspek pertama bisa dilihat dari cara mencuci piring dan alat masak yang digunakan. Bak pencucian minimal ada 3 bak. Bak pertama untuk pembilasan sabun. Bak kedua untuk membersihkan sabun yang masih menempel. Bak ketiga untuk pembilasan akhir.
Aspek kedua adalah tempat sampah harus tertutup untuk menghindari lalat dan tikus. Kalau tempat sampah tak tertutup maka bisa mengundang lalat datang. Aspek selanjutnya pedagang harus bisa mengolah sampah sisa makanan. Banyak sekali kantin yang sudah dievaluasi tidak tahu cara mengolah sampah sisa makanannya. Kebanyakan sampah mereka buang ke tempat sampah yang bercampur antara sampah organik dan non organik. Sampah tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos,” ujar Mahmoed kepada petugas kantin SDN Kutisari 2.
Sekolah yang beralamat di Jalan Kutisari Utara dengan 300 siswa tersebut memiliki banyak kekurangan. Mereka hanya memiliki 4 toilet siswa yang mana dibagi menjadi 2 toilet wanita dan toilet pria. Selain itu, di dalam bak mandi pun masih terlihat ada jentik nyamuk. Pengurasan yang dilakukan oleh petugas kebersihan hanya dilakukan satu bulan sekali menyebabkan air dalam bak mandi berwana agak keruh. Menurut petugas kebersihan sekolah ini, setelah ada arahan dari tim juri maka kami akan segera berbenah untuk menjadi lebih baik.
Lomba kantin sehat serta dan toilet bersih ini merupakan program dari pemerintah kota Surabaya untuk memperingati hari jadi kota Surabaya . Lomba ini diikuti oleh 50 sekolah SD, SMP, SMA dan SMK se kota Surabaya. Tim juri dari lomba ini berasal dari Tunas Hijau, Dinas Pendidikan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (suud)