SDN 8 Mimbaan Situbondo Semakin Peduli Lingkungan
Situbondo- SDN 8 Mimbaan merasakan dampak bagus dengan menjadi titik pantau penilaian Adipura. Dampak bagus itu adalah banyaknya bantuan pengadaan tempat sampah terpilah dan 3 tong pengomposan yang didapat dari pemerintah kabupaten/kantor lingkungan hidup Situbondo. Informasi ini disampaikan saat pembinaan sekolah berbudaya lingkungan hidup yang dilakukan oleh Sekolah Adiwiyata Nasional SMKN 1 Panji Situbondo dan Tunas Hijau, Sabtu (7/4).
Budiarti, guru kelas 1 SDN 8 Mimbaan, menyampaikan bahwa dengan tong pengomposan yang didapat sekolah, mereka telah berhasil melakukan panen kompos 2 kali. “Kompos yang berhasil kami panen dari sampah organik yang kami olah masih kami gunakan untuk kepentingan sendiri di dalam sekolah,” ujar Budiarti.
Pada pembinaan ini, ada banyak perkembangan lingkungan hidup yang berhasil diwujudkan SDN 8 Mimbaan sejak pembinaan bulan sebelumnya. Perkembangan itu diantaranya lahan di pojok bagian belakang sekolah tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebelumnya lahan kering telah berubah menjadi lahan hijau diantaranya menjadi pohon jati. “Pohon ditanam dan dirawat oleh siswa,” ujar Budiarti.
TPS juga dialihfungsikan menjadi komposter karena letaknya jauh di belakang sehingga menyulitkan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk mengangkut sampah. Namun masih ada yang membuang sampah ke dalamnya. “Sampah dan kompos tercampur menjadi satu di dalam bak kuning. Namun, masih ada kendala, yaitu penutup bak yang terbuat dari besi sehingga cukup berat untuk dibuka oleh anak-anak,” kata Kepala SDN 8 Mimbaan Agus Sutadi.
Program bersih-bersih sampah Jumat Bersih rutin dilakukan di sekolah yang berlokasi tidak jauh dari SMKN 1 Panji ini. Sementara sampah dari kelas-kelas secara rutin setiap hari diangkut oleh petugas DKP. Kondisi sekolah juga nampak rimbun penghijauan cukup rimbun dengan beberapa pepohonan peneduh yang cukup besar.
Sedangkan integrasi peduli lingkungan hidup pada pelajaran masih sebatas pada mata pelajaran IPA. Contohnya, tentang fungsi tanaman mangga bagi manusia. Bahwa pohon mangga menghasilkan oksigen bagi manusia, yang lainnnya menghasilkan buah mangga. Karena keterbatasan jumlah guru, menurut penuturan Budiarti yang memegang 2 kelas sekaligus, sehingga tidak punya cukup waktu untuk mengurus program lingkungan dengan ekstra serius.
Pengolahan sampah plastik hanya pada jam ketrampilan. Itupun diajarkan oleh guru kelas karena tidak ada guru khusus. Sedangkan taman ada di tiap-tiap depan kelas. Adanya taman di tiap-tiap depan kelas. Pada pembinaan ini disimpulkan bahwa pemahaman siswa tentang jenis-jenis sampah cukup dimengerti oleh siswa. Ini terlihat dari hasil diskusi terhadap siswa kelas 3A. Nnamun belum sepenuhnya diterapkan untuk melakukan pemilahan sampah. Di banyak tong sampah masih ada sampah yang tercampur.
Dimas Kurniawan, guru dan anggota kelompok kerja lingkungan hidup SMKN 1 Panji, menyampaikan pujian terhadap upaya pengurangan sampah non organik pembungkus makanan dan minuman. Berbeda dengan umumnya sekolah dasar, di sekolah ini sudah banyak menerapkan penggunaan galon air mineral di kelas-kelas. “Kami salut dengan upaya mengurangi sampahnon organik yang dihasilkan di sekolah ini dengan menyediakan galon air mineral. Ini patut ditiru sekolah-sekolah lain,” ujar Dimas Kurniawan. (bram)