SMPN 2 Panji Bersih Sepanjang Hari Tanpa Petugas Khusus Kebersihan
Situbondo- Kondisi SMP Negeri 2 Panji Situbondo memiliki lahan yang berbeda dengan SMA Negeri 2 Situbondo. Bila di SMAN 2 Situbondo lahan terbuka lebih dari 3/4 sekolah yang luasnya sekitar 4 hektar, tidak demikian di SMPN 2 Panji. Hampir tidak ada lahan terbuka di SMPN 2 Panji yang sebelumnya adalah sekolah yang dibangun oleh pabrik gula. Pemandangan ini nampak saat pembinaan sekolah berbudaya lingkungan hidup oleh Sekolah Adiwiyata Nasional SMKN 1 Panji Situbondo bersama Tunas Hijau, Kamis (5/4).

Bila lahannya terbatas, maka tidak demikian dengan kebiasaan warga sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan warga sekolah ini untuk membuang sampah pada tempatnya patut diacungi dua jempol tangan. Pasalnya, pemandangan umum sekolah dengan banyak sampah berserakan setelah istirahat tidak nampak di sekolah ini. Sepanjang hari sekolah ini nampak bersih .
Kepala SMPN 2 Panji Situbondo Herman Hidayat menyampaikan bahwa selama ini program peduli lingkungan hidup di sekolah masih terbatas. Dia menyampaikan bahwa ada keinginan kuat untuk mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan. Diantaranya, proses untuk pembuatan green house untuk pembelajaran lingkungan hidup warga sekolah sudah mulai dibangun. “Saat ini masih hanya kerangkanya saja. Belum ada tanaman yang dipelihara di dalamnya. Segera akan berfungsi,” kata Herman Hidayat.
Setyono, ketua kelompok kerja lingkungan hidup SMKN 1 Panji Situbondo, menjelaskan kiat-kiat mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan hidup. “Yang paling praktis adalah dengan membuat dan memasang pesan lingkungan hidup di beberapa tempat yang biasa diakses warga sekolah. Harapannya, bisa semakin banyak warga sekolah yang peduli lingkungan,” kata Setyono. Setidaknya, pesan peduli lingkungan hidup terus didengungkan.
Di sekolah ini, pengintegrasian peduli lingkungan hidup sudah mulai dilakukan di beberapa pelajaran. Misalnya pada muatan lokal bahasa Madura dengan tema namen ka’ bhungka’an atau menanam pohon. Pada pembahasan ini, dengan menggunakan bahasa Madura, siswa diajarkan pentingnya pepohonan dan menanam pepohonan dalam kehidupan sehari-hari.
Program pembiasaan lingkungan hidup yang sudah dilakukan diantaranya program berburu sampah oleh para siswa. Jika tidak ada siswa yang mengambil sampah berserakan, maka guru yang akan mengambilnya. “Guru akan mengambilnya bila tidak ada siswa yang mengambilnya,” ujar Wiwik Wibawati, guru Matematika SMPN 2 Panji Situbondo.
Wiwik menjelaskan bahwa ada program pembiasaan lingkungan hidup lainnya yang dilakukan di sekolahnya. Yaitu pemberian sanksi kepada siswa yang datang terlambat dengan melakukan bersih-bersih atau memungut sampah yang tidak pada tempatnya. “Kami menerapkan sanksi berburu sampah kepada siswa yang datang terlambat,” ujar Wiwik Wibawati. (*)