Cuaca Panas, Siswa SDN Sutorejo I Bersemangat Membuat Lubang Resapan

Surabaya- Tiga puluhan siswa yang tergabung dalam tim lingkungan hidup SDN Sutorejo 1 tampak serius menyimak pengarahan aktivis Tunas Hijau. Pengarahan ini diberikan pada saat pembinaan gerakan sejuta lubang resapan (biopori) yang dilaksanakan Rabu (2/5). Sebelum melakukan aksi, siswa diberikan penjelasan tentang manfaat pembuatan lubang biopori. “Alat yang saya pegang ini berfungsi untuk membuat lubang resapan,” ujar Ali Felindra sambil menunjukkan alat pembuat lubang resapan.

Siswa SDN Sutorejo I nampak membuat lubang resapan di sekolah mereka

Ali menjelaskan bahwa diantara manfaat lubang resapan adalah sebagai tempat peresapan air ke dalam tanah. Lubang tersebut juga  dapat diisi dengan sampah organik seperti sampah dedaunan kering, sisa makanan, buah dan sejenisnya. Tujuannya, untuk membuat kompos secara alami di dalam tanah dan juga sebagai asupan makanan bagi satwa di dalam tanah.

Seperti yang terlihat pada saat pelaksanaan kegiatan, puluhan siswa kelas VI terlihat sangat bersemangat melakukan praktek pembuatan lubang biopori meskipun sinar matahari yang mulai terasa panas. Sigit Sugiantoro misalnya,  siswa kelas VI ini nampak bersemangat mengajak teman-temannya untuk membuat lubang resapan. Dengan cekatan Sigit memutar gagang alat pembuat lubang resapan sesuai yang diajarkan sebelumnya oleh aktifis Tunas Hijau. “Ini adalah lubang biopori pertama yang saya buat di sekolah,” ungkap Sigit.

Tidak mau kalah dengan siswa putra,  siswa putri  juga tampak sibuk dengan keranjang sampah untuk  mengumpulkan daun-daun kering yang banyak terdapat di samping toilet siswa. Maya Angelina menuturkan bahwa daun-daun kering ini akan dimasukkan ke dalam lubang biopori sebagai bahan untuk membuat pupuk kompos.

“Saya sangat senang bisa bisa tahu cara pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan lubang biopori,” ungkap Maya sambil memasukkan daun-daun yang telah dikumpulkan ke dalam lubang resapan yang dibuat siswa cowok. Maya dan teman-temannya berharap semoga lubang biopori yang mereka buat dapat menyerap air hujan sehingga sekolah mereka tidak kebanjiran lagi.

Sementara itu, kepala SDN Sutorejo I Suharti mengungkapkan bahwa tidak semua orang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup seperti aktifitas yang sudah dilakukan anak didiknya bersama Tunas Hijau. Untuk membuat lingkungan sekolah lebih asri, Suharti merencanakan akan mengubah lahan kosong yang bersebelahan dengan toilet siswa menjadi hutan sekolah. Untuk mewujudkan rencananya itu, Suharti berharap bantuan Tunas Hijau terutama pengadaan pohonnya. (bams)