Peringati HUT ke-719, Sebelas Ribu Mangrove Ditanam

Mei adalah bulan yang istimewa bagi Kota Surabaya. Beragam kegiatan untuk masyarakat selalu digelar oleh pemerintah Kota Surabaya dan warga Surabaya untuk memperingati hari jadi Kota Surabaya. Diantaranya dengan penyelenggaraan berbagai festival seni, perlombaan dan pertunjukkan. 

Siswa-siswa dari 11 SMP, SMA dan SMK Surabaya mitra Tunas Hijau terlibat aktif penanaman mangroveTahun ini, ragam kegiatan peringatan HUT Kota Surabaya semakin marak dengan digelarnya kegiatan penanaman sebelas ribu bibit mangrove jenis rhizophora mucronata dan bruguiera gymnorrhiza yang dilaksanakan di Bosem Wonorejo tepatnya di tanggul sungai Avour Wonorejo, Minggu (27/05). Aksi tanam mangrove bersama itu, merupakan bagian dari agenda peringatan HUT Surabaya ke-719 dan menyambut hari lingkungan hidup sedunia, yang diperingati setiap 5 Juni.

Dalam pelaksanan kegiatan penanaman bersama ini, pemerintah kota melibatkan berbagai lembaga lingkungan hidup seperti Tunas Hijau. Lembaga lingkungan hidup akan bertanggung jawab pada pelaksanaan dan perawatan sesuai dengan area tanggung jawab yang telah ditentukan.

Pemerintah Kota Surabaya juga melibatkan beberapa perusahaan untuk pengadaan bibit mangrove yang akan ditanam dan biaya perawatannya. PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menyumbangkan 1500 bibit mangrove dan Perum Jasa Tirta I menyumbangkan 1000 bibit mangrove yang semuanya dikelola Tunas Hijau.

Dalam kegiatan penanaman mangrove ini, Tunas Hijau bertanggung jawab pada area tanggul sungai Avour Wonorejo sepanjang 2,5 kilometer dengan 2500 bibit mangrove. Penanaman di Tunas Hijau ini melibatkan belasan SMP dan SMA yang secara khusus dikoordinir oleh Tunas Hijau. Area penanaman ini berhadap-hadapan dengan area yang menjadi tanggung jawab Forum Kemitraan Polisi Masyarakat – FKPM Rungkut. Hal ini dijelaskan oleh Saifullah, aktivis Tunas Hijau yang bertanggung jawab pada penanaman tersebut.

Tidak hanya menanam, paska penanaman Tunas Hijau akan melakukan monitoring secara berkala dengan melibatkan sekolah-sekolah sekitar. Saifullah mengungkapkan bahwa penyulaman bibit yang ditanam perlu untuk dilakukan pasca penanaman. Tindakan ini untuk mengganti bibit-bibit mangrove yang gagal tumbuh. “Aktifitas inilah yang akan melibatkan sekolah-sekolah sekitar,” imbuh Saifullah. Selain melibatkan sekolah, pelaksanaan perawatan tanaman mangrove juga melibatkan masyarakat lokal. (geng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *