Recycle Puntung Rokok Jadi Handycraft Unik

Surabaya– Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Reny Elvira, Jane Esther DAP, Mentari Ruchmantika M, Felita P, dan Firman Faqih Nosa, ketiganya mahasiswa ITS Surabaya, melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang masyarakat mereka bersama Tunas Hijau dan Paguyuban Mitra Pasukan Kuning. 

Peserta dengan karya terbaik

Bermodal penelitian sejak SMA tentang puntung rokok, mereka mulai menggarap risetnya tersebut terhadap produk-produk bernilai tambah seperti handycraft.“Program ini kami beri judul recycle puntung rokok sebagai bahan baku handycraft,” ujar Reny Elvira, ketua tim. Menurutnya, program ini merupakan suatu cara dalam mendayagunakan masyarakat di sekitar eks tempat pembuangan sampah (TPA) Keputih dengan metode pengolahan limbah puntung rokok.

Nantinya, hasil olahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan barang-barang ekonomis seperti handycraft maupun pelapis anti karat. “Puntung rokok yang digunakan pun berbeda, hanya yang memiliki filter saja, jadi bukan yang kretek,” ujar Reny, mahasiswi jurusan Teknik Industri ITS itu.

Penyerahan hadiah pemenang

Lebih lanjut, program ini juga dapat dimanfaatkan sebagai upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat limbah puntung rokok. Perlu diketahui, limbah puntung rokok baru dapat terlarut di dalam air tawar setelah satu tahun dan di air asin setelah lima tahun lamanya. Indonesia pun turut serta dalam pembuangan sekitar 225 miliar puntung rokok secara sembarangan setiap tahunnya. “Tentu ini menjadi ancaman serius bagi lingkungan sekitar,” tekan Jane Ester, salah satu anggota tim, yang juga anggota Tunas Hijau.

Diakui Jane pula, potensi Indonesia sangatlah besar sebagai konsumen rokok terbanyak ketiga di dunia. “Tentu ini masalah besar bagi Indonesia. Dengan program kami, diharapkan mampu mengurangi dampak yang dihasilkan,” sahut Mentari, anggota tim yang lain.

Bagaimana cara membuatnya? Di tahap awal, setelah puntung rokok terkumpul, puntung rokok dipisah sehingga hanya tersisa bagian filter-nya saja. Lalu, puntung rokok tersebut akan direndam dengan air deterjen, cuka, dan juga garam. Setelah itu, campuran akan dihaluskan menggunakan mesin blender. Nantinya, bahan yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan handycraft.

Selain itu, terdapat metode lain yakni melalui alat trap untuk menyaring dan mengeringkan puntung rokok yang telah halus. Dengan metode ini dapat pula digunakan untuk membuat kertas daur ulang. Selain itu, dapat pula menggunakan alat cetak seperti pembuat kue. Setelah kering, hasilnya dapat dijadikan sebagai kamper setelah dicelupkan pada aroma terapi sebelumnya.

Dijelaskan oleh Mentari, mahasiswi angkatan 2011 ini, bahwa program telah seluruhnya dijalankan. Mulai dari tahapan sosialisasi program kepada PMPK Surabaya yang dilakukan pada Minggu (11/3). Dilanjutkan dengan pelatihan mengenai bagaimana memanfaatkan limbah puntung rokok, Sabtu (5/5). Di akhir, mereka mulai memfasilitasi jalannya pengolahan limbah puntung dengan mengadakan kompetisi produk terbaik dari hasil olahan para peserta pada Sabtu (12/5).

Hasilnya, ada yang membuat lukisan, gantungan kamar, hingga bros cantik yang semua itu merupakan hasil pengolahan dari puntung rokok. “Tidak hanya unik penilaian yang diberikan, nilai-nilai estetika barang pun menjadi penilaian tersendiri dari kami,” terang Purbosaro, salah satu juri dari Tunas Hijau. Hadiah berupa uang tunai dan peralatan recycle pun turut diberikan di akhir pelatihan guna memicu semangat peserta dalam mengembangkan recycle puntung rokok.

Kedepan, tim ini juga berharap agar keberlangsungan program dapat terjaga mengingat dampak yang ditimbulkan limbah puntung rokok sangatlah besar. “Program ini bukan sebagai media pendukung mereka yang menjadi perokok aktif, melainkan pemanfaatan atas sebagian masalah yang dihadapi bangsa ini,” tutup vira. (man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *