SDN Wonorejo 274 Perbanyak Lubang Resapan Biopori
Surabaya- Usai olah raga di sekolah, siswa SDN Wonorejo 274 diajak beraksi memperbanyak lubang resapan biopori di halaman sekolah. Aktifitas ini dilakukan saat pembinaan Gerakan Sejuta Lubang Resapan yang dilakukan Tunas Hijau, Selasa (22/5). Sebelumnya, pembuatan lubang resapan di sekolah ini sempat terhenti karena berbenturan dengan persiapan ujian nasional (Unas) siswa kelas VI.

Seperti yang terlihat pada pelaksaan kegiatan, puluhan siswa dan guru bekerja sama untuk membuat lubang resapan dengan menggunakan alat bor yang mereka dapat sebelumnya. Beberapa lubang yang dibuat di halaman sekolah harus dilakukan dengan membuka paving. Selain halaman sekolah, beberapa lubang resapan biopori juga dibuat di selokan dan di sekitar lapangan lompat jauh. Lubang biopori yang sudah dibuat selanjutnya diisi dengan sampah daun sebagai media pengomposan.
Alif Hamdi Tamimi, siswa kelas 5, mengungkapkan bahwa air hujan sering menggenang di halaman sekolah. Padahal dia dan teman-temannya sangat suka bermain sepak bola di halaman sekolah. “Kalau lapangan becek akan membuat baju putih cepat kotor,” ungkap Alif berkeluh kesah. Alif juga mengungkapkan bahwa selain di halaman sekolah, genangan air seusai turun hujan juga kerap terjadi lapangan lompat jauh.
“Kalau habis hujan lapangan lompat jauhnya berubah menjadi kolam,” tutur Alif. Bersama teman-temannya, Alif menargetkan membuat empat lubang resapan biopori di sekeliling lapangan lompat jauh. Selama pelaksanaan kegiatan, siswa dan guru berhasil membuat delapan lubang resapan baru yang tersebar di beberapa titik lokasi.
Saifullah, aktivis Tunas Hijau, menyatakan kekagumannya atas semangat siswa dan guru SDN Wonorejo 274 dalam pembuatan lubang resapan ini. Antusiasme tinggi untuk berkegiatan lingkungan hidup dilain waktu juga ditunjukkan oleh anak-anak. Mereka meminta agar diadakan kegiatan lingkungan hidup lagi dengan tema yang berbeda. Seperti yang diungkapkan Dewi Chandrawati, siswa kelas 5, yang menginginkan aksi lain selain pembuatan lubang resapan.
“Saya senang sekali dapat belajar membuat lubang resapan, tapi akan lebih senang lagi kalau saya bersama teman-teman dapat menghijaukan sekolah dengan tanaman bunga yang saya tanam sendiri bersama teman-teman,” ucap Dewi ketika ditanya tentang kegiatan yang diinginkan.
Senada dengan keinginan anak didiknya, Achmad Rifa’i, guru pengajar sekolah ini, berharap kegiatan lingkungan hidup pembuatan lubang resapan seperti ini perlu diperbanyak lagi dengan tema yang berbeda. “Saya berharap untuk kegiatan yang lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup Tunas Hijau dapat membantu mewujudkan sekolah yang hijau,” ungkap Achmad Rifa’i di akhir pelaksanaan kegiatan. (bams)