Siswa Dan Guru SDN Kendangsari IV Berebut Membuat Lubang Resapan
Surabaya- Di tengah teriknya mentari, tampak sejumlah guru dan murid SDN Kendangsari IV saling berebut bor untuk membuat lubang resapan biopori. Karena hanya memiliki satu alat bor, maka guru dan murid rela antri untuk bergantian demi mendapat kesempatan memutar alat bor. Tak hanya murid laki-laki, siswa perempuan pun tak ketinggalan turut serta membuat lubang biopori.
Pada mulanya, para murid diberi sedikit pengarahan oleh Bram Azzaino, aktivis senior Tunas Hijau. “Apa kegunaan lubang resapan biopori?” tanya Bram Azzaino, saat pembinaan lingkungan hidup di sekolahnya, Senin (21/5). Beragam jawaban pun segera terdengar dari 16 murid kelas V di selasar depan ruang guru. Setelah memberi penjelasan, dilakukan pengecekan terhadap lubang biopori yang sebelumnya pernah dibuat.
Awalnya, murid perempuan bertugas mengumpulkan dedaunan kering yang berserakan di taman sekolah. Agar praktis, keranjang sampah yang ada di dalam kelas dipakai untuk mengumpulkan sampah daun. Melihat keasyikan murid laki-laki membuat lubang dengan cara memutar bor, lama-kelamaan murid perempuan meminta jatah untuk kembali merasakan sensasi membuat lubang resapan. Setelah dirasa cukup dalam, sekitar 1 meter, pipa paralon dengan diameter sekitar 10 cm segera ditanam di bagian atas lubang. Sampah daun pun segera dimasukkan agar terjadi proses pengomposan oleh hewan di dalam tanah.
Tak ingin ketinggalan dengan para murid, kegiatan membuat lubang biopori segera menark perhatian Rini, guru SDN Kendangsari IV. Rini yang guru bahasa Inggris melihat anak-anak sibuk mencari daun kering, segera mencoba memutar alat bor. Walau sedikit kepanasan karena teriknya mentari, Rini tetap semangat. Hal tersebut dapat dilihat dari senyumnya yang merekah ketika berhasil membuat lubang sedalam lebih dari 50 cm.
Sejatinya, pembuatan lubang resapan ini terkait dengan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup, yang salah satu komponen penilaiannya adalah upaya penanggulangan banjir melalui lubang biopori. Diharapkan, dengan adanya lubang resapan ini juga dapat mengatasi permasalahan sampah organik khususnya sampah daun yang selama ini sering dibakar oleh penjaga sekolah. (ella)