Tanamkan Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Rakyat 1

Penutupan Sekolah Rakyat 1 di Auditorium Fakultas Teknis Universitas Brawijaya Malang

Malang- Kemauan untuk menunjukan sikap peduli kepada masyarakat bisa ditunjukkan dengan banyak cara. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang mewujudkannya dengan menyelenggarakan Sekolah Rakyat untuk anak-anak jalanan dan taman pendidikan Al Quran di Malang. Tunas Hijau terlibat dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat yang mengintegrasikan pesan peduli lingkungan hidup di dalamnya. 

Bertempat di Auditorium Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Minggu (27/5), 60 anak yang telah mengikuti Sekolah Rakyat selama dua bulan ini berkumpul untuk kali terakhir.  Pembinaan peduli lingkungan hidup diberikan Tunas Hijau kepada anak-anak ini. Diantaranya dengan menghadirkan ular tangga lingkungan hidup ukuran 6 x 6 meter dan perilaku ramah lingkungan hidup.

Aktivis senior Tunas Hijau menjelaskan perilaku ramah lingkungan dalam penerapan sehari-hari

“Kenapa kita harus membuang sampah pada tempatnya?” tanya aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni kepada 60 siswa Sekolah Rakyat 1 itu. Beragam jawaban pun disampaikan oleh anak-anak itu. Agar tidak terjadi banjir menjadi alasan yang banyak disampaikan oleh anak-anak. Setelah mendengar jawaban anak-anak itu, Zamroni menunjukkan gambar satwa yang terkena dampak dari sampah yang dibuang sembarangan.

Anak-anak peserta Sekolah Rakyat dan pengurus BEM Teknik Unibraw yang mendampingi nampak kaget dengan foto yang ditunjukkan Zamroni. Yaitu foto kura-kura berumur lebih dari 40 tahun yang tubuhnya tersiksa oleh sampah non organik yang banyak terdapat di lautan. “Sampah non organik yang banyak terdapat di lautan banyak yang berasal dari daratan lho,” terang Zamroni. Beragam perilaku ramah lingkungan hidup sederhana lantas dijelaskan Zamroni.

Aktivis Tunas Hijau Felyndra Ali mengajak anak-anak Sekolah Rakyat permainan lingkungan hidup

Dijelaskan oleh Nita Dwi Febrianti, pengurus BEM Teknik Unibraw yang juga panitia kegiatan, bahwa kegiatan peduli lingkungan hidup di sekitar adalah salah satu target program ini. “Setidaknya dengan menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup,” tutur Nita. Dia menambahkan bahwa mereka juga ingin belajar untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka. “Selain adik-adik yang ada di sini, kami selaku panitia juga ingin belajar untuk menjaga lingkungan kami,” lanjutnya.

“Saya sangat senang bisa bermain di sini,” tutur Wahyu Saputra, salah satu peserta dari anak jalanan. Dia mengaku sangat senang dan menikmati jalan penutupan tersebut. Selain ular tangga lingkungan hidup yang berukuran besar, mereka juga banyak aktifitas lain dari BEM Unibraw. Mereka diajak untuk mengerti permasalahan tentang kota mereka yaitu sampah. Mereka juga melaksanakan pemungutan sampah dengan suka rela.

“Kami juga senang dengan permainan yang ada disini,” jelas Wahyu. Menurut Wahyu, ini yang pertama kalinya dia bisa bermain dengan senang hati. Dia juga menjelaskan bahwa kehidupan di jalanan yang biasa dilakukannya banyak menyita waktu bermainnya sampai tak pernah terpikir untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. “Saya setiap hari membantu ayah bekerja jadi tidak bisa bermain seperti ini apalagi memperhatikan lingkungan saya,” katanya.

Namun, dia juga bersyukur karna secara tidak langsung dia sudah membantu mengurangi sampah di sekitarnya karena dia dan ayahnya bekerja sebagai seorang pemulung. “Dengan permainan ini, saya sadar kalau saya sudah membantu bumi untuk mengurangi volume sampah di kota Malang ini, karena ayah saya bekerja sebagai pemulung,” ucap Wahyu yang juga akan mendapatkan pendidikannya lagi. (ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *