Tembus Tanah Berbatu, Siswa SDN Klampis Ngasem I Buat 8 Lubang Resapan Dalam Sejam
Surabaya- Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengajak siswa peduli lingkungan hidup dengan aksi nyata. Seperti yang dilakukan bersama SDN Klampis Ngasem I. Lebih dari 20 siswa kelas 5 terlibat dalam kegiatan aksi nyata pembuatan lubang resapan bersama Tunas Hijau, Jumat (11/5). Beberapa guru juga terlibat dalam pembuatan lubang resapan air ini.
Sebelum proses pembuatan lubang resapan dimulai, seluruh peserta mendapatkan sosialisasi tentang manfaat dan cara pembuatan lubang resapan air yang disampaikan oleh Ali Felindra, salah satu aktivis Tunas Hijau. Seperti terlihat dalam pelaksanaan kegiatan, peserta dibagi dalam dua tim. Tim pertama bertugas membuat lubang resapan, sedangkan tim yang lain mengumpulkan sampah dedaunan kering yang terdapat di sekitar halaman sekolah.
“Lubang yang dibuat cukup satu meter saja dalamnya dan diisi dengan sampah organik atau daun-daun kering untuk dijadikan kompos,” jelas Ali Felindra memberikan pengarahan kepada peserta pembinaan. Tidak hanya membuat lubang resapan, untuk menentukan titik lokasi pembuatan lubang resapan pun dilakukan sendiri oleh peserta. Salah satu tempat yang menjadi sasaran mereka adalah taman sekolah yang terletak di depan sekolah.
Meskipun harus bersusah payah, anak-anak ini terlihat sangat bergembira ketika praktek pembuatan lubang resapan. Nabila Widya Putri misalnya, siswi kelas 5 B yang juga dikenal cerewet ini, merasa sangat senang karena berhasil membuat satu lubang resapan. “Ayo teman-teman, kita buat satu lubang resapan lagi, masa cuma buat satu saja,” teriak Nabila menyemangati teman-teman satu timnya. Delapan lubang resapan biopori berhasil dibuat oleh anak-anak pada pelaksanaan penyuluhan ini.
Anis Dhofir Muhaimin, guru SDN Klampis Ngasem I yang turut serta dalam kegiatan ini, mengungkapkan bahwa penyuluhan dan praktek pembuatan lubang resapan ini adalah pertama kali dilaksanakan di sekolahnya. “Penyuluhan ini merupakan pengalaman baru bagi anak didik saya, jadi sangat wajar kalau anak-anak terlihat bergembira dan bersemangat meskipun untuk membuat satu lubang saja harus bekerja keras,” ungkap Anis di sela-sela pelaksanaan pembuatan lubang resapan.
Kerja keras yang dimaksud Anis Dhofir terkait banyaknya kendala tak terduga yang harus dihadapi untuk membuat lubang resapan ini. “Saya merasakan sendiri bagaimana susahnya mengebor tanah, kelompok yang saya dampingi harus menembus kerasnya tanah berbatu,” ungkap Anis Dhofir sambil tertawa. Anis Dhofir berharap pembinaan Tunas Hijau ini tidak hanya untuk pembuatan lubang resapan saja, tapi juga untuk kegiatan lingkungan hidup lainnya.
Rangkaian penyuluhan lubang resapan biopori ini merupakan bagian dari Gerakan Sejuta Lubang Resapan Untuk Surabaya seri Sekolah Dasar di Surabaya. Selain untuk sekolah dasar, program ini juga dilaksanakan untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/K). Gerakan ini untuk sosialisasi pencegahan banjir dan pengolahan sampah organik yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau yang bersama dengan PGN (Perusahaan Gas Negara) dan emerintah Kota Surabaya. (bams)