Aktifkan Pengomposan Sampah Organik SDN Manukan Kulon III
Surabaya- Keberadaan sampah yang tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu penyumbang perubahan iklim. Tumpukan sampah organik akan mengeluarkan gas metana, yang bila terakumulasi di atmosfer bumi, akan menyebabkan pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim.
Salah satu cara termudah yang paling populer di kalangan masyarakat agar sampah organik tidak menggunung adalah dengan mengolahnya menjadi kompos. Kompos dapat dibuat mulai dari teknologi yang rumit dan canggih hingga yang sederhana dan murah meriah. Salah satunya dengan memanfaatkan keranjang pengomposan Takakura.

Namun, keberadaan 8 keranjang pengomposan terlihat tidak terawat di dekat ruang kepala SDN Manukan Kulon III. Alasannya, sekolah yang berada di kecamatan Tandes ini belum memiliki tim kader lingkungan. Memanfaatkan waktu luang selepas ujian kenaikan kelas (UKK), Tunas Hijau dibantu Ana Tyas Susanti, guru SDN Manukan Kulon III, membentuk tim lingkungan, Jumat (15/6).
Setelah diberi penjelasan tentang hubungan keberadaan sampah dengan perubahan iklim, mereka dengan cepat diajak mencari kardus bekas untuk membenahi keranjang Takakura. “Kak, ini kardusnya gak muat masuk ke dalam keranjang,” kata Soni Wicaksono. Setelah ditekan dengan kuat, akhirnya seluruh permukaan dalam kardus segera tertutup oleh karton kardus.
Santi mengakui jika selama ini keranjang itu masih belum dimanfaatkan warga sekolah. Alasannya, kantin yang biasa menjual makanan seperti soto tutup jika sekolah usai UKK. Maka, maka seluruh keranjang pengomposan masih belum dapat digunakan untuk proses pengomposan akibat tidak adanya sampah dapur.
Untuk itu, Tunas Hijau menganjurkan agar esok hari, mereka membawa bekal makanan sendiri dari rumah sehingga ketika ada sisa makanan, dapat diolah dengan keranjang itu. “Kakak, ntar kalo ke sini lagi, kita tolong diajari cara membuat daur ulang kertas ya, kak,” pinta Alifah Wahyuningtyas. (ella)