Belajar Penghematan Energi, Siswa SD Kreatif An Nur Diajak Mengenali Teknologi LED dan Panel Surya

Surabaya- Dunia anak-anak adalah dunia bermain, dimana mereka sangat menyukai pengalaman–pengalaman baru yang tidak pernah mereka temui sebelumnya. Hal seperti inilah yang terlihat pada pada pelaksanaan pembelajaran lingkungan SD Kreatif An Nur bersama Tunas Hijau, Sabtu (2/6). 

Puluhan siswa sekolah ini terlihat antusias mengikuti pembinaan penghematan energi yang disampaikan oleh Fakhrul Lubis, aktivis Tunas Hijau. Dia menjelaskan proses energi listrik serta dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pemborosan energi listrik yang kita gunakan.

Fakhrul Lubis Wiranata menjelaskan tentang energi kepada para siswa SD Kreatif An Nur Surabaya

Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan beberapa contoh penggunaan peralatan yang hemat listrik. Diantaranya penggunaan lampu dengan tehnologi terbaru yaitu lampu light-emitting diode (LED). Tehnologi inilah yang akan menggantikan teknologi sebelumnya, yaitu sistem pemijaran (incondescence) yang terdapat dalam lampu bohlam dan sistem luminescence (berpendarnya energi cahaya keluar tabung) yang terdapat dalam lampu neon.

Kepada peserta, Fakhrul Lubis menerangkan bahwa lampu LED memiliki beberapa keunggulan dari lampu konvensional yang sebelumnya kita gunakan (lampu bohlam dan lampu neon). Sehingga, lampu LED layak disebut sebagai lampu masa depan. “Lampu dengan tehnologi LED menghasilkan panas lebih sedikit, sehingga hemat konsumsi listrik,” ungkap Lubis pada peserta. Lebih lanjut Fakhrul Lubis, yang juga direktur gerakan penghematan energi secara terukur di sekolah-sekolah (Energy Challenge), menjelaskan bahwa dengan menggunakan lampu LED kita bisa menghemat tagihan listrik.

Antusias anak-anak ini semakin menjadi ketika mereka diajak untuk membuktikan paparan yang disampaikan Lubis. Anak-anak ini diajak untuk merasakan panas yang dihasilkan oleh beberapa lampu yang berbeda teknologi. “Untuk merasakan panas yang dihasilkan cukup dengan menyalakan lampu dan mendekatkan telapak tangan hingga berjarak 3 cm dari permukaan lampu,” kata Lubis. Dengan cara ini akan dapat dirasakan panas yang dihasilkan masing-masing lampu.

Cara seperti ini dilakukan secara bergantian pada masing-masing lampu yang berbeda teknologi. Berbagai komentar meluncur dari peserta ketika dalam praktek ini mereka benar-benar merasakan perbedaan pada tiap jenis lampu. Dafa Ramadhan, siswa kelas 5, mengungkapkan bahwa ternyata lampu LED lebih hemat energi dibanding lampu neon yang sistem luminescence (berpendarnya energi cahaya keluar tabung).

“Lebih panas lampu neon dibanding lampu LED,” komentar singkat Dafa. Praktek pembuktian juga dilakukan oleh peserta untuk mengetahui besarnya daya listrik yang digunakan serta kekuatan cahaya yang dihasilkan masing-masing jenis lampu dengan menggunakan alat wattmeter dan lightmeter.

Dalam sesi lanjutan, anak-anak juga dajak untuk mengenali berbagai penggunaan alat rumah tangga yang berpotensial boros listrik. Rocky Khansa Dimas, siswa kelas 4, mengungkapkan bahwa televisi menyala tanpa ada yang melihat, begitu juga dengan kipas angin. “Pulang sekolah nanti saya akan mengingatkan ibu dan bapak untuk mematikan televisi dan kipas angin kalau sudah tidak digunakan,” ungkap Rocky.

Peserta juga diajak untuk mengetahui cara-cara penghematan listrik yang dapat dilakukan di rumah atau di sekolah. Diantaranya dengan penggunaan cahaya alami matahari sebagai penerang ruangan. “Cukup dengan membuka jendela dan tirai-tirainya, cahaya matahari sudah dapat menggantikan lampu. Jadi lebih hemat listrikkan,” ungkap Fakhrul Lubis diiikuti anggukan kepala peserta.

Peserta juga dikenalkan dengan teknologi pembangkit listrik tenaga surya yang ramah lingkungan. Pengenalan tehnologi panel surya ini dengan menggunakan alat peraga miniatur milik Tunas Hijau. Selain belajar tentang penghematan energi listrik, kegiatan juga diisi dengan monitoring pengolahan sampah organik (pengomposan) dan urban faming. Bibit sayur yang telah ditanam beberapa minggu sebelumnya telah tumbuh dengan beberapa helai daun. (geng)