Dibuka Dengan Tebak Wajah, Diakhiri Dengan Tarian

Video Conference SMP LB Karya Mulia Surabaya Dan Gifu Deaf School Jepang

Surabaya- Terlihat jelas antusias dari sebelas siswa SMP Luar Biasa Karya Mulia Surabaya ketika mereka melakukan video conference dengan Gifu Deaf School (sekolah tuna rungu) Jepang di markas Tunas Hijau, Jumat (1/6). Video conference ini merupakan bagian dari International Intercultural Mural Exchange (IIME), yang Tunas Hijau menjadi koordinator untuk Indonesia.

Suasana video conference SMP Luar Biasa Karya Mulia Surabaya bersama Gifu Deaf School Jepang di markas Tunas Hijau

Permainan tebak wajah menjadi penengah kebuntuan video conference ini. Pada permainan ini, masing-masing siswa diminta memperkenalkan diri. Selanjutnya, lawan bicara mereka diminta menunjukkan gambar wajah yang sesuai pada mural lingkungan hidup antar sekolah antar bangsa yang mereka buat dan saat ini berada di Gifu Deaf School Jepang. Mural itu dijadikan latar belakang  pada video conference Gifu Deaf School Japan.

Sebelum video conference dimulai, siswa SMP Luar Biasa Karya Mulia menggambar sketsa wajahnya masing-masing di kertas berukuran A4. Sketsa wajah tersebut yang digunakan untuk permainan dengan Gifu. Komunikasi yang dilakukan antara kedua sekolah tersebut adalah dengan menggunakan bahasa isyarat.

Gifu Deaf School Jepang dan SMP LB Karya Mulia Surabaya menggunakan bahasa isyarat yang berbeda. SMP LB Karya Mulia menggunakan sistem isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), sedangkan Gifu Deaf School Japan menggunakan bahasa isyarat Jepang. Walaupun terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa isyarat, tidak menjadi halangan bagi mereka.

Abraham Agustian Eldo, misalnya. Dia menunjukkan sketsa wajahnya pada video. Dengan cepat siswa Gifu menebak dengan benar sketsa yang ada di mural yang merupakan wajah Yosua, panggilan Eldo. Tidak hanya permainan, dalam video conference ini  juga membahas mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah masing-masing. Rizka Eliza Rahmi, siswi SMP Luar Biasa Karya Mulia, menjelaskan kegiatan membatik sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolahnya. Dalam berkomunikasi, dia dibantu oleh gurunya, yaitu Agus Hadi Mulyo dan Mokh. Said sehingga memudahkan siswa untuk menggunakan bahasa isyarat dalam bahasa inggris.

Pada akhir konferansi, Gifu menampilkan tarian Jepang. Pada saat ditampilkan tarian ini, nampak para siswa Karya Mulia begitu menikmati sambil sesekali menggerakkan anggota tubuh mereka. Siswa Karya Mulia tidak mau kalah, mereka juga menampilkan tarian yang dipimpin oleh Dyah Ayu Pravitasai siswi kelas IX. Walaupun tanpa diiringi musik, tetapi tarian tersebut tetap istimewa di mata siswa Gifu. Siswa Gifu terlihat mengikuti gerakan tari siswa Karya Mulia. (fani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *