Panasonic Eco Kideas One Dimulai Di SDN Babat Jerawat I
Surabaya- Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi membuat gerah siapapun. Penyebabnya adalah perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global. Salah satu contoh paling nyata adalah cepat melelehnya es krim ketika dikeluarkan dari pendingin. Suhu yang meningkat tersebut juga menyebabkan es di kutub mencair dengan cepat. Akibatnya, beruang es menjadi kehilangan tempat tinggal.
Pengetahuan tersebut disampaikan Tunas Hijau kepada 60 siswa kelas 5 SDN Babat Jerawat I pada pelaksanaan program Panasonic Eco Kideas One, Selasa (10/7) pagi. Sebelumnya, para siswa itu diajak menonton tayangan tentang perubahan iklim yang diputar di ruang kelas yang bersebelahan dengan kantin sekolah. Tema perubahan iklim menjadi tema pembuka program Panasonic Eco Kideas One di SDN Babat Jerawat I. Walau suasana kelas bersaing dengan suara pembangunan sekolah yang berada tepat di depan kelas, namun suasana tetap ceria.
Disampaikan oleh aktivis Tunas Hijau Rakhmah Ananda bahwa diantara penyebab perubahan iklim adalah perilaku membuang sampah sembarangan. Karena malas berjalan ke tempat sampah, sering dijumpai murid SDN Babat Jerawat I meletakkan sampah di laci bawah meja. Peluang itulah yang kemudian ditangkap oleh Tinus untuk melakukan sosialisasi perlunya membuang sampah pada tempatnya ke adik kelas 2.
“Permisi, Bu, saya mau melakukan sosialisasi sampah,” ujar Tinus malu-malu. “Adik-adik, kalau buang sampah itu harus ke tempat sampah ya. Jangan dibuang di kolong meja. Jangan lupa juga untuk membuang sampah sesuai jenisnya. Yang sampah kering dibuang ke tempat sampah kering dan yang sampah basah harus dibuang ke tempat sampah basah. Ayo periksa lacinya. Kalau ada sampahnya, segera dibawa maju ke depan kelas untuk dibuang sesuai jenisnya,” tukas Tinus panjang lebar.
Dalam waktu singkat, segera tempat sampah yang dibawa masuk ke kelas penuh dengan sampah. Namun, sayangnya, adik kelas masih saja beranggapan kalau sampah kertas termasuk sampah kering karena tidak basah oleh air. Setelah melakukan aksi bersih-bersih sekolah dari sampah, para murid segera berkumpul kembali untuk membuat program selama 6 bulan ke depan.
Dari hasil diskusi, terkumpul 5 rencana yaitu membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah untuk mengurangi sampah plastik, membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya (daun, kertas dan plastik), membawa sepeda ontel bagi yang jarak rumah dan sekolah dekat, menanam dan merawat tanaman, serta membuat kompos dari sampah organik. (ella)