SDN 064036 Medan Belajar Keanekaragaman Hayati

Medan– Rutinitas Dokter Kecil yang bertugas di pintu gerbang sekolah untuk pemeriksaan kuku panjang dan kebersihan tangan kerap kali dilakukan oleh siswa SDN 064036 Medan. Selain itu, Kutip Sampah dan bersih-bersih halaman sekolah juga dilakukan 15 menit sebelum memasuki ruang kelas. Senin (29/10) pagi, Sabrina Sitanggang, siswa kelas V, dan Natasya Indriani, siswa kelas VI, yang mendapat giliran piket sudah siap berjaga di pintu masuk sekolah. 

Panasonic Eco Kideas ....Yesss!!!

“Coba lihat kuku tangannya. Bagus, sudah rapi,” ucap Sabrina Sitanggang sambil memeriksa tangan salah satu siswa temannya yang hendak memasuki halaman sekolah. Setelah melewati tahap pemeriksaan dokter kecil, kewajiban yang masih harus dilakukan siswa sekolah peserta Panasonic Eco Kideas ini adalah Kutip Sampah sebelum memasuki ruang kelas masing-masing.

Pagi itu, 60 siswa SDN 064036 yang tergabung dalam tim Panasonic Eco Kideas One mendapatkan pembelajaran lingkungan hidup kedua bersama Tunas Hijau. Di dalam kelas, kegiatan yang dilakukan membahas tentang keanekaragaman hayati ditindaklanjuti dengan aksi nyata di luar kelas terkait dengan tema yang disampaikan.

Pembelajaran lingkungan hidup di dalam ruangan

Satuman, aktivis Tunas Hijau, mengatakan bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, aktivitas yang dilakukan semakinberdampak pada kelangsungan hidup mahkluk hidup yang lainnya. “Banyaknya lahan hutan yang dimanfaatkan untuk pemukiman dan penebangan liar berakibat pada kelangsungan mahkluk hidup di dalam hutan,“ terang Satuman. Kondisi-kondisi seperti inilah yang mempersempit ruang gerak mahkluk hidup yang lain sehingga banyak hewan dan satwa kehilangan tempat tinggalnya.

Dalam aksinya, siswa yang terlibat kegiatan melakukan labelisasi tanaman bunga yang ada di sekolah. Adapun tujuan dari pemberian label tersebut diharapkan siswa memahami keanekaragaman tumbuhan di sekolahnya. Dengan label ini juga siswa diberikan tanggung jawab perawatan terhadap tanaman yang menurut kelompok masing-masing.

Dwi Novita, Nurqolizah dan Elizabeth adalah kelompok yang lebih suka memilih tanaman eporbia yang sudah berbunga. “Eporbia adalah jenis tanaman berbunga yang berduri dan mudah perawatannya,” cetus Dwi Novita, siswakelas 6 sambil memberi label bunga kesayangannya.

Belajar sambil bermain ular tangga lingkungan hidup terasa lebih mengasyikkan

Para siswa juga diajak bermain ular tangga bertema pemanasan global ukuran 2×2 meter yang merupakan education kit yang mereka terima sebagai peserta Panasonic Eco Kideas. Pada setiap kotak yang berjumlah 100 tersebut berisi pesan peduli lingkungan hidup. Ismail, siswa klas 5, merasa sangat senang bisa bermain ular tangga yang selama ini belum pernah dilihatnya.

“Waaahh,  ternyata mengasyikan bermain ular tangga berukuran sebesar ini. Aku bisa bermain sambil belajar tentang lingkungan,” celoteh Ismail. Keceriaan selalu tampak ketika salah satu dari pemain mengalami nasib buruk saat maskot berada di ekor ular. Sehingga mau tidak mau mereka harus turun sepanjang badan ular tersebut. (bam)