SMKN 2 Pindahkan Warisan Tumpukan Sampah

Surabaya- Sudah beberapa tahun tumpukan sampah yang ada di bagian belakang SMKN 2 terkesan dibiarkan. Meskipun banyak orang yang lalu lalang melewatinya, namun sampah yang berceceran di depan tempat sampah ini diabaikan. Fakta tersebut didapati Tunas Hijau saat menggelar pembinaan lingkungan hidup di SMKN 2, Selasa (15/1). 

Tumpukan sampah "warisan" di bagian belakang SMKN 2 Surabaya mulai dibersihkan oleh kader lingkungan pasca pembinaan lingkungan hidup bersama Tunas Hijau

Kurangnya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor permasalahan lingkungan di sekolah tersebut belum hilang. Disampaikan oleh Musafa, bahwa menumpuknya sampah dianggap hal yang biasa oleh sebagian besar warga sekolah ini, karena mereka merasa hal tersebut bukan tanggung jawab mereka. ”Mereka meyebut bahwa tumpukan sampah yang tercecer itu adalah warisan sampah bagi adik kelasnya nanti,” ujar Musafa, siswa kelas 11 TKJ ini.

Tidak ingin memiliki warisan berupa sampah yang menumpuk, Musafa dan kader lingkungan yang lainnya ini mengajak serta siswa yang tergabung dalam komunitas Pramuka untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut. “Kami tidak ingin menjadi bagian dari warisan sampah ini. Kami ingin menjadi orang pertama yang bisa mengakhiri cerita warisan sampah tersebut,” ujar Aris Said, siswa kelas XI.

Tumpukan sampah itu lantas dipindahkan ke tempat yang sebenarnya

Tumpukan sampah itu pun mereka bersihkan semuanya. “Kami akan bersihkan semua. Kami akan pilah sampah yang berserakan tersebut,” cetus Aris Said, siswa kelas 11 yang juga ketua Pramuka ini. Dengan peralatan sederhana, yakni karung glangsing dan sekop bekas, mereka melakukan tugasya. Pelan-pelan sampah yang berserakan tersebut berhasil dipindahkan ke dalam tempat sampah berskala besar ini.

Kepuasan dan rasa bangga menyelimuti hati kader lingkungan saat sampah yang mereka bersihkan mulai berpindah pada tempatnya. Tidak ada ekspresi jijik, takut bau dan sebagainya saat mereka memindahkan sampah yang notabene berasal dari aktivitas kantin sekolah ini. “Kami yakin bisa membersihkan sampah ini dan menjadi orang pertama yang mau untuk bertindak terhadap sampah yang sudah lama tidak digubris ini,” ujar Erliana Putri.

“Kami puas dan bangga terhadap diri kami sendiri. Bau yang menyengat tidak menghalangi upaya kami,” terang Erliana Putri, siswa kelas 10 ini kepada Tunas Hijau yang mendampingi aksi itu. Sementara itu, pemilahan sampah pun dilakukan diantara aktivitas memindahkan sampah tersebut  ke dalam tempat sampah. “Kami hanya memilah sampah botol dan gelas plastik yang masih bisa didaur ulang kembali,” ujar Musafa.

Tidak hanya membersihkan sampah yang berserakan saja, kader lingkungan ini bergotong royong untuk mengaktifkan kembali program lingkungan hidup sekolah. Program lingkungan yang menjadi unggulan sekolah di kawasan Tentara Geni Pelajar ini adalah pengomposan. Banyaknya ranting-ranting pohon yang bertumpuk tepat di sebelah tempat sampah utama dari sekolah yang dibiarkan saja mulai mereka manfaatkan untuk mengaktifkan pengomposan mereka.

Satu persatu ranting pohon berisi daun-daun kering itu dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam tong komposter aerob. ”Kami akan memulai lagi pengomposan dan akan kami tangani dengan serius untuk bisa menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas,” ucap Musafa kepada Tunas Hijau. (ryan)