Sosialisasikan Pemilahan Sampah Dan Penghematan Energi di SMPN 32

Surabaya- Pemilahan sampah bila dilakukan oleh kader lingkungan adalah hal yang biasa.  Menjadi luar biasa jika pemilahan sampah tersebut dilakukan oleh ketua kelas dan wakilnya dari seluruh kelas 7 sampai 8. Hal tersebut terjadi pada saat pembinaan lingkungan hidup di SMPN 32 yang digelar oleh Tunas Hijau, Selasa (22/1). 

Seluruh siswa perangkat kelas SMPN 32 Surabaya mendapatkan penjelasan tentang pemilahan sampah di lapangan sekolah ini bersama Tunas Hijau, Selasa (22/1)

Dilibatkannya perwakilan kelas bukan tanpa alasan, melainkan permasalahan lingkungan yang di sekolah berawal dari kelas. Contohnya pemilahan sampah, meskipun di dalam kelas disediakan 2 sampai 3 tempat sampah terpilah, namun masih saja ada sampah yang tidak terpilah dengan benar. “Sebenarnya kami sudah berusaha mengingatkan siswa yang dikelas untuk memilah sampah, tetapi tidak pernah dihiraukan,” ujar Megarani, siswa kelas 8F.

Dalam pembinaan ini, seluruh perwakilan kelas diajak untuk melakukan pemilahan sampah bersama dengan membawa tempat sampah yang ada di kelas menuju tengah lapangan. Anggriyan, aktivis Tunas Hijau, akan memberikan contoh pemilahan sampah yang benar kepada mereka. Setelah berkumpul di tengah lapangan, Anggriyan menunjukkan contoh-contoh sampah kering atau non organik dan sampah basah atau sampah organik.

Siswa melakukan praktek pemilahan sampah

”Kalau ada plastik es yang ada airnya ini bukan termasuk sampah basah lho ya, meskipun ini terlihat basah. Plastik ini termasuk sampah kering, jadi air yang di dalamnya disiramkan ke tanaman dulu,” ujar Anggriyan sambil menunjukkan plastik es tersebut. Penjelasan tersebut membuat mereka baru menyadari kalau ternyata pemilahan sampah yang selama ini mereka terapkan masih ada yang salah.

“Saya baru tahu sekarang kalau ternyata yang dinamakan sampah basah adalah sampah sisa makanan atau organik, sedangkan plastik es basah bukan. Saya kira semua yang basah itu termasuk sampah basah,” cetus Noermala Febilla, siswa kelas 8E. Tidak ingin hanya mereka saja yang tahu, mereka berinisiatif melakukan sosialisasi kepada teman-teman mereka yang saat itu sedang kegiatan Pramuka.

Sosialisasi pun dilakukan dengan membawa beberapa contoh sampah yang sudah terpilah dengan benar. Noermala Febilla menjelaskan kepada seluruh siswa kelas 8 yang saat itu mengikuti kegiatan Pramuka bahwa sekolah memiliki program pemilahan sampah yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa dan setiap kelas.

“Kami sebagai perwakilan kelas kalian tadi mendapatkan pengetahuan tentang pemilahan sampah. Ternyata pemilahan sampah yang sudah kita lakukan masih salah. Jadi saya akan menjelaskan kalau sampah dipilah menjadi dua yakni sampah basah dan kering. Sampah basah itu contohnya sisa makanan, kalau sampah kering adalah kertas, plastik dan botol,” terang Noermala. Perwakilan ketua kelas dan wakilnya ini menghimbau teman-temannya untuk membuang sampah sesuai dengan tulisannya.

Tidak hanya itu beberapa program lingkungan SMPN 32 yang barupun turut disosialisasikan oleh Sariyati, guru pembina lingkungan. “Gerakan penghematan energi listrik dan air akan diterapkan di sekolah. Kalian dilarang menyalakan peralatan listrik sebelum jam 10.00,” ujar Sariyati. Selain itu, sekolah juga berencana untuk menambah jumlah lubang resapan biopori setiap minggunya. (ryan)