Bank Sampah dan Pemilhan Sampah Menjadi Alat Promosi ke Takao Elementary School

Surabaya – Mempunyai banyak kegiatan lingkungan membawa keuntungan tersendiri bagi SDN Rungkut Menanggal 1. Salah satunya adalah ketertarikan Takao Elementary School untuk melihat lagi kegiatan lingkungan lainnya yang ada di sekolah jawara Surabaya Eco School 2012 ini. Hal tersebut disampaikan Ari Wahyu, guru penanggung jawab program Intercultural Mural Exchange kepada Tunas Hijau di sekolahnya, Selasa (19/02).

”Mereka meminta kepada kami untuk mengirimkan lagi kegiatan lingkungan yang ada di sekolah, seperti contohnya Bank Sampah,” ujar Ari wahyu. Tidak hanya sekedar mengenalkan bank sampah saja, Tunas Hijau mengajak perwakilan siswa untuk melakukan pemilahan sampah kertas dan botol.

Ari Wahyu, guru lingkungan hidup mengajak siswanya untuk melakukan pemilahan sampah botol dan kertas yang ada di bank sampah sekolah

Disampaikan oleh Ari Wahyu, bahwa setiap minggunya Bank sampah Sekolah akan segera menjual sampah botol, gelas dan kertas yang sudah terkumpul untuk diskusi.”Setiap satu minggu sekali kami langsung menjual sampah ini kepada Pak Slamet, pengepul langganan sekolah,” ujar Anggriyan, aktivis Tunas Hijau

Dalam Pembinaan Lingkungan ini, Tunas Hijau juga mengajak perwakilan kader lingkungan ini untuk melakukan perawatan tanaman di Green House. Menurut Angelie Gladys, salah satu kader lingkungan bahwa kondisi tanaman di Green House kurang perawatannya.”Kalau memang masih tidak bisa ya nggak apa-apa,” ujar Angelie Gladys siswa kelas 5.

kadker lingkungan melakukan pengecekan pemilahan sampah antara sampah organik dan anorganik , mereka juga harus membenarkan pemilahan smapah tersebut.

Dengan membawa gembor untuk menyiram Tanaman yang ada di Green House. Satu tantangan kecilpun, diberikan Tunas Hijau kepada kader lingkungan ini. diantaranya adalah tantangan untuk melakukan pengecekan pemilahan sampah. Dengan segera, Adi Sahputra bersama teman-temannya terlihat serius memisahkan sampah antara sampah organik dan anorganik yang masih tercampur.

Dalam pembinaan ini, Adi Sahputra, salah satu siswa kader lingkungan menyampaikan bahwa untuk mengajak siswa lain agar bisa memilah sampah itu memang susah.”Butuh waktu yang lama untuk mengajak mereka bisa memilah sampahnya sendiri. Karena mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan lingkungan,” imbuh Adi Sahputra, siswa kelas 5. (ryan)