Pembinaan Lingkungan Hidup di SMAN 1 Kebomas
GRESIK- Kegiatan pelestarian lingkungan hidup tidak cukup hanya diterapkan dalam beberapa waktu saja, tapi perlu diterapkan setiap saat dan berkelanjutan seperti pembinaan lingkungan hidup di SMAN 1 Kebomas, Jumat (22/2). Siswa kader lingkungan hidup sekolah itu diajak untuk menggiatkan kembali kegiatan lingkungan yang kurang diperhatikan.
“Sampah daun yang diolah di tong komposter aerob sebenarnya sudah waktunya panen. Tapi sayang teman-teman lupa untuk memanennya. Kini kami coba untuk menggiatkan kembali pengolahan sampah organik menjadi kompos,” tutur Felby Yugus Rinduanita, siswa kader lingkungan hidup kelas XI SMAN 1 Kebomas.
Tidak hanya tong komposter, kader lingkungan juga mempunyai alat lain untuk mengolah sampah organik seperti mesin pencacah daun dan keranjang komposter. Menurut informasi dari Felby, sebelumnya kader lingkungan sering panen dan sampai dikemas lalu dijual dalam kemasan 5 kilogram.
“Rencana berikutnya kami akan memaksimalkan tong komposter aerob. Lumayan hemat BBM karena mengurangi pemakaian mesin pencacah yang harus digerakkan dengan bahan bakar minyak. Sedangkan tong komposter tidak menggunakan bahan bakar minyak,” terang siswi yang juga ketua kader lingkungan.
Selain pengolahan sampah organik, di sekolah ini ada program urban farming atau pertanian lahan sempit. Luasnya lahan hijau terbuka menjadikan banyak tanaman yang dibudidayakan di sana. Menurut pengakuan Efie Artie Novitasari, siswa kader lingkungan, di sekolahnya ada banyak tanaman seperti terong, cabai dan sawi yang sampai saat ini masih terawat dan sudah pernah panen.
Kala itu, kader lingkungan juga melakukan pembibitan tanaman selada air, mentimun dan tomat memanfaatkan pupuk kompos produksi sendiri. Pada pembinaan itu, 40 siswa peserta pembinaan melakukan pembibitan bersama menanam tanaman yang disukainya sendiri. “Setiap siswa satu polibag yang diisi 2 biji tanaman yang dipilih sendiri. Dan kami tidak hanya diajak membibit tanaman, tapi juga diajarkan bagaimana cara merawatnya,” terang Efie.
Mulai dari kegiatan pembibitan sampai pengolahan sampah tidak cukup sekali. Menurut Satuman, aktivis Tunas Hijau, harus bisa berkelanjutan dan tidak sekedar teori tanpa ada praktek. “Jika kalian tidak hanya sekedar tahu tapi memahami, itu bisa membuat tidak jijik dengan mengolah sampah dan termotivasi mengikuti kegiatan lingkungan,” terang aktivis senior Tunas Hijau. (1man)