SDN Perak Barat Kawasan Ajak Sekolah Sekitar Hemat Air

Surabaya – Kondisi air bersih yang semakin sedikit di bumi ini membuat 50 orang siswa perwakilan dari sekolah-sekolah sekitar SDN Perak Barat Kawasan miris. Hal tersebut disampaikan Tunas Hijau dalam pembinaan lingkungan hidup yang digelar di SDN Perak Barat Kawasan, Rabu (27/02).

Fakta tersebut dikuati dengan adanya fenomena lingkungan yang terjadi mengenai kekeringan yang melanda beberapa kota di Jawa Timur seperti, Lamongan, Gresik pada tahun lalu ini. Berdasarkan fenomena tersebut, Tunas Hijau mengajak mereka untuk mencari cara menghemat air melalui aksi nyata.

kader lingkungan perwakilan dari sekolah - sekolah sekitar SDN Perak Barat ini sedang menampung air sisa minuman sisa dari gelas plastik dan botol plastik untuk dimanfaatkan menyiram tanaman.

Salah satunya adalah dengan menampung air sisa minuman yang sudah tidak dipakai lagi. Anggriyan, aktivis Tunas Hijau menyampaikan bahwa kondisi air bersih memang sudah sedikit, maka dari itu perlu untuk dihemat.  “Salah satu cara mudah adalah dengan menampung air sisa minuman khususnya air mineral untuk dimanfaatkan menyiram tanaman,” ujar Anggriyan.

Dengan menggunakan 2 buah ember sebagai bak penampung airnya, mereka pun beramai-ramai mencari gelas maupun botol plastik yang masih ada sisa airnya. Tidak ada rasa jijik saat mereka mengambil gelas plastik terebut dari tempat sampah. Menurut Zaki Zein, siswa SMPN 5, bahwa rasa jijik bukanlah menjadi penghalang untuk bisa menyelamatkan air.

“Kalau cuman jijik saja saya tidak takut kak nanti kan bisa cuci tangan , karena kegiatan seperti ini menyenangkan,” ujar Zaki Zein siswa kelas 8. Satu persatu gelas plastik mulai dipisahkan dari sisa air minum yang ditampung dalam 2 buah ember. “Ember yang satu khusus untuk air sisa yang berwarna jerih atau tidak berwarna, sedangkan ember satunya untuk wadah air sisa yang berwarna,” imbuhnya.

Ruang Pameran SDN Perak Barat yang mendadak ramai dipenuhi kader lingkungan yang ingin melihat sekaligus membeli kerajinan tangan dari sampah plastik. Salah satu benda yang laku terjual adalah gantungan kunci dari sampah plastik.

Dalam pembinaan tersebut, sebanyak   3 liter air  mineral sisa berhasil dikumpulkan oleh kader lingkungan sekolah sekitar ini. “Sekali kegiatan 2 keuntungan langsung didapat, dengan  kalian menampung air sisa minuman tersebut, kalian bisa menghemat air dan secara tidak langsung  sudah mendapatkan materi sampah,” jelas Anggriyan.

Uniknya lagi, dalam pembinaan kali ini, ruangan pameran sekolah yang berada di daerah Perak ini ramai dikunjungi oleh perwakilan siswa dari sekolah lain. Dalam pameran tersebut, banyak siswa kader lingkungan yang membeli kerajin tangan. Gantungan kunci dari sampah plastik menjadi barang yang laku didalam pameran tersebut.

Menurut Erica Melinda, siswa SDK St. Aloysius, dalam pameran tersebut barang-barang daur ulang yang dipamerkan berasal dari siswa sendiri. “Saya jadinya kepingin beli kerajinan tangan mereka habisnya ada salah satu kerajinan yang lucu,” ujar Melinda siswa kelas 5 ini. (ryan)