Tantang Sekolah Bisa Panen Kompos Dalam Pembinaan Lingkungan Hidup SDN Kandangan II
Surabaya – Pembinaan lingkungan hidup yang diselenggarakan di SDN Kandangan II Surabaya dengan melibatkan sekolah sekitarnya memberikan pengalaman berbeda. Setiap perwakilan sekolah ditantang untuk mempunyai target panen kompos yang dikelola di sekolah masing-masing. Rata-rata setiap sekolah memiliki beberapa keranjang komposter, tetapi jarang ada sekolah yang bisa memanen kompos secara berkala atau terjadwal.
Fakta tersebut dikupas Tunas Hijau saat akan mengajak mereka untuk membenahi komposter yang ada di sekolah itu, Senin (25/02).Dalam pembinaan ini, Tunas Hijau mengajak mereka untuk mengolah sisa makanan yang dihasilkan pada saat makan siang, menggunakan media keranjang komposter.
Kader lingkungan yang berasal dari perwakilan sekolah – sekolah ini langsung mengolah sisa makanan yang mereka hasilkan. Menurut penuturan Anggriyan, aktivis Tunas Hijau ciri komposter yang hampir jadi adalah sisa makanan yang ditimbun didalam komposter sudah hancur terurai. “Ciri Lainnya adalah suhu didalam keranjang masih hangat dan kondisinya lembab,” ujar Anggriyan.
Uniknya dalam pembinaan ini, keranjang komposter tidak hanya berisi sampah sisa makanan, melainkan banyak diisi oleh sampah daun kering, sedangkan tong aerobnya dibiarkan kosong setelah sesudah dipanen beberapa minggu yang lalu. Menurut Menurut Siti Maisaroh, Kepala SDN Kandangan II sampah daun yang dipindahkan kedalam keranjang komposter adalah tanggung jawab setiap kelas.
“Setiap keranjang komposter memiliki tanggung jawab sendiri setiap kelasnya,” imbuh Anggriyan. Tidak hanya sekedar mengajak mereka mengolah komposter saja, 50 orang perwakilan siswa dari sekolah sekitar ini juga ditantang untuk mewujudkan program pengomposan yang ada di sekolah mereka. “Kalian butuh waktu berapa lama untuk bisa memanen komposter kalian yang ada di sekolah?” tantang Anggriyan.
Tantangan yang diberikan aktivis Tunas Hijau ini membuat mereka semakin antusias dalam menjalankan pengomposannya. “Kami dari SD Raden Patah siap dua minggu lagi komposter kami siap untuk dipanen kak,” ujar Dewi Ayu Kumalasari, siswa kelas 5 menjawab tantangan tersebut.
Disisi lain, menjawab tantangan aktivis Tunas Hijau ini, SDN Sambikerep II menyatakan harus memulai dari awal lagi proses pengomposannya. “Kami ternyata salah kak dalam mengolah komposnya, tetapi kalau kami ditantang seperti itu, satu bulan komposter kami sudah siap di panen kak,” ujar Agung Raditya, siswa kelas 5. (ryan)