Konservasi Energi di SD Ciputra

SURABAYA- Diantara sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui adalah batubara. Batubara sendiri menjadi bahan dasar yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga uap untuk menghasilkan listrik. Fakta tersebut yang diberikan Tunas Hijau dalam pembelajaran lingkungan hidup yang digelar di SD Ciputra, Senin (11/03). Berdasarkan fakta tersebut, Tunas Hijau mengajak sedikitnya 48 orang siswa kelas 3 untuk menganalisa penggunaan peralatan elektronik yang membutuhkan listrik di sekolah. 

Siswa SD Ciputra Surabaya mendapatkan pemahaman tentang sumber daya alam dari Tunas Hijau
Siswa SD Ciputra Surabaya mendapatkan pemahaman tentang sumber daya alam dari Tunas Hijau

Dengan menggunakan alat pengukur daya atau sering disebut wattmeter, Tunas Hijau mengajak mereka mengetahui fakta lain bahwa untuk menghemat penggunaan energi di setiap peralatan listrik itu tidak cukup hanya dengan mematikan tombol power saja. Seperti yang disampaikan aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino. ”Kalau kabelnya tidak dilepas, maka masih ada daya atau listrik yang mengalir ke peralatan listrik. Misalkan sound ini sebesar 1, 7 watt,” ujar Bram Azzaino.

Fakta tersebut membuat mereka terkejut. Antusias mereka pun semakin tinggi dengan menanyakan tentang penggunaan peralatan listrik yang lain. Untuk membuktikan penghematan energi listrik, Bram Azzaino mengajak mereka mengukur daya listrik yang dihasilkan dari lampu LED yang dibawa oleh Tunas Hijau. “Sekarang kita akan mencari tahu seberapa hematnya lampu LED. Kemudian silahkan kalian bandingkan dengan peralatan listrik yang lainnya,” ucap Bram Azzaino.

Siswa SD Ciputra bersama Tunas Hijau mengamati konsumsi listrik speaker yang diatur dengan berbagi macam penggunaan.
Siswa SD Ciputra bersama Tunas Hijau mengamati konsumsi listrik speaker yang diatur dengan berbagi macam penggunaan.

Lebih lanjut lagi, Bram Azzaino menunjukkan bahwa ternyata lampu LED membutuhkan daya sebesar 3,4 Watt. Mereka lantas membandingkan dengan mengukur daya laptop yang membutuhkan 26,7 watt dengan ketajaman minimal. “Kalau ketajamannya saya tambah, akan beda hasilnya yang mencapai 34,8 watt,” kata Bram Azzaino sambil menunjukkan lampu LEDnya.

Mengetahui perbedaan daya listrik yang dibutuhkan antara lampu LED dan peralatan listrik lainnya, Angelina Jovelly, siswa kelas 3 ini bertanya kepada Tunas Hijau. “Berarti lampu LED lebih hemat dibandingkan dengan laptop yang brightnessnya minimal, Kak. Benar kan?” tanya Angelina. Membenarkan jawaban siswa yang berumur 8 tahun ini, Bram Azzaino mengajak mereka agar lebih menghemat energi listrik lagi.

“Iya, makanya kita harus menghemat energi untuk masa depan kamu dan anak cucumu nanti,” tutur Bram Azzaino.  Menanggapi ajakan aktivis Tunas Hijau ini, Angelina akan mengajak lebih banyak temannya untuk menghemat energi. “Saya akan mengajak teman-teman yang lainnya untuk menghemat energi dengan mencabut kabelnya langsung,” ujarnya. (ryan)