Mobil-Mobilan dari Sampah ala SDN Kedung Cowek I
SURABAYA- Program wirausaha lingkungan hidup atau Eco-preneur untuk sekolah-sekolah telah dimulai. Program ini mengajak siswa kader lingkungan untuk membuat sebuah ide bisnis, dimana selama menjalankan bisnis ini siswa tetap bergerak untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Dua manfaat sekaligus yang saling berkaitan ini sangat menarik untuk diterapkan di sekolah oleh siswa sebagai pembelajaran dan belajar berwirausaha sejak usia dini.
Pada pembinaan perdana program Eco-preneur di SDN Kedung Cowek I Surabaya, telah banyak ide bisnis yang telah dipersiapkan. Tidak membutuhkan waktu yang lama ketika para kader harus bermusyawah untuk merencanakan ide bisnis. “Sudah dapat, Kak. Dijamin top, gampang juga buatnya,” ujar Alvin Sandi, siswa kader lingkungan kelas 5.
Hal senada juga disampaikan oleh teman satu timnya, Rizky Firmansyah. “Kami akan membuat bank sampah, Kak, lalu membuat mobil-mobilan dari botol bekas,” kata Rizky. Ide bisnis yang dimiki oleh Alvin ini tercetus dari kegemaran teman-temannya terhadap permainan mobil-mobilan yang berukuran kecil. Karena itulah, ide bisnis mobil-mobilan dari botol plastik itu timbul.
Mengingat banyaknya sampah plastik yang ada di sekolah, terutama botol dan gelas plastik, maka limbah inilah yang akan diolah oleh para kader. Bank sampah dilakukan terlebih dahulu, untuk mengumpulkan dana awal. Bank sampah akan dijalankan oleh seluruh kader lingkungan. Hasil dari bank sampah akan dibagi bersama sesuai kebutuhan yang diperlukan kelompok tersebut.
“Kelompokku tidak perlu terlalu banyak dana. Karena kami akan membuat pensil cantik dihias bunga-bunga dari kain perca yang ada di rumah, dan isi dari bunga-bunga itu dari sampah plastik bungkus jajan,” tutur Roiqotul Millah, ketua kader lingkungan. Dua ide bisnis yang dimiliki oleh masing-masing tim, tetap mengolah limbah sampah yang ada di sekolah. Dan sasaran pembelinya adalah teman-teman sekolah.
Dengan adanya dua ide bisnis yang berbeda jenis, diharapkan menjadi awal yang baik. Pemanfaatan limbah yang ada di sekolah lebih diutamakan untuk mengurangi volume sampah yang ada di sekolah, terutama sampah plastik yang sulit terurai. Dalam pelaksanaannya ke depan, tidak hanya Alvin dan timnya, tetapi juga akan melibatkan semua temannya yang satu kelas.
Tidak jauh berbeda dengan Alvin, Millah juga akan mengajak teman-temannya dan adik kelas untuk terlibat. “Kelompokku akan mengajak adik kelas satu, sehingga mereka juga belajar lingkungan,” ujar Millah tidak mau kalah. Semangat yang tinggi inilah yang dibutuhkan untuk memulai ide bisnis, tetapi tetap melestarikan lingkungan. (sari)