Pembelajaran LH Dari Anak Untuk Anak, SD Ciputra dan SDN Bibis 113
SURABAYA- Mendapatkan pengetahuan dari guru merupakan hal yang biasa. Namun hal luar biasanya adAlah mendapatkan pengetahuan dari teman sebayanya. Pengalaman berbeda tersebut dirasakan oleh sedikitnya 48 orang siswa SD Ciputra saat menggelar pembelajaran lingkungan di SDN Bibis 113, Senin (11/03). Mereka belajar tentang potensi lingkungan yang ada di SDN Bibis 113 Surabaya bersama Laskar Anti Sampah sebagai tutornya.
“Di sekolah kami, banyak pembelajaran yang bisa dilakukan. Diantaranya ada pengomposansampah organik, bank sampah dan tanam pohon. Ada juga program terbaru yakni BULETONG (Budidaya Lele di dalam Tong) dan pembuatan telur asin,” ujar Anaryati, kepala SDN Bibis 113 ini. Mereka lantas dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu pengomposan, daur ulang sampah plastik, BULETONG dan telur asin, bank sampah dan tanam pohon.
Laskar Anti Sampah atau nama lain dari kader lingkungan sekolah yang berada di daerah Bibis ini tidak sedikitpun ragu-ragu dalam menjelaskan setiap potensi lingkungan yang ada di sekolahnya. Seperti yang disampaikan oleh Riska Maulina, siswa kelas 4, yang menerangkan tentang pengomposan di sekolahnya. “Pengomposan ini untuk mengurangi jumlah sampah organik sisa makanan supaya jadi pupuk,” ujar Riska Maulina, ketua Laskar Anti Sampah.
Antusiasme siswa kelas 3 SD Ciputra ini pun semakin menjadi tinggi, Riska Maulina pun semakin bersemangat untuk mengajak mereka mengolah langsung sampah sisa makanan yang ada di dekat Bank Sampah. “Ayo, Adik-Adik, siapa yang mau coba untuk mencampur sisa makanan kedalam tanah atau kompos ini,” ajak Riska Maulina. Tanpa ada rasa jijik sedikit pun mereka mulai mengambil sampah sisa makanan. Lalu bersama dengan Laskar Anti Sampah mereka membuat pengomposan menggunakan keranjang komposter.
Tidak hanya kelompok pengomposan saja yang bersemangat, BULETONG, telur asin dan bank sampah pun meramaikan sekolah yang tidak memiliki lahan cukup luas ini. Potensi lingkungan yang mengarah pada Eco-preneur atau wirausaha lingkungan hidup ini ternyata menarik perhatian siswa kelas 3 SD Ciputra ini. “Saya senang sekali berkegiatan di sekolah ini. Ada ikan lelenya. Saya suka memberi makan ikan lele ini dan membuat telur asin,” ucap Angelina Jovelly, siswa kelas 3.
Sementara itu, lain halnya dengan kelompok daur ulang sampah plastik ini. Siswa kelas 3 ini diajak untuk membuat kerajinan yang layak pakai dan jual dengan memanfaatkan sampah plastik oleh Laskar Anti Sampah. Menurut penuturan Keikodragono, siswa kelas 3, dirinya tidak biasa untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan tangan karena menganggap sampah itu sampah. “Saya jadi ingin membuat jepit rambut atau bando sendiri dari sampah plastik ini di rumah,” ujar Keikodragono sambil memakai bando pemberian Laskar Anti Sampah.
Di akhir pembelajaran dari anak untuk anak ini, beberapa perwakilan siswa SD Ciputra dan SDN Bibis 113 secara serempak melakukan aksi tanam pohon di lahan bekas pembuangan sampah warga yang ada di depan sekolah. 10 pohon bintaro dipersiapkan SD Ciputra untuk sekolah jujukannya ini.
Keikodragono dan siswa yang lainnya terlihat pantang menyerah mencangkul tanah menutup pohon bintaro yang sudah ditanam. “Kami berharap supaya pohon ini bisa tumbuh subur dan menghasilkan oksigen bagi warga sekolah. Sedangkan 50 tanaman hias yang lain bisa dibuat taman di sekolah,” ucap Keikodragono. (ryan)