Pembinaan Lingkungan Hidup di SMPN 3 Tuban
TUBAN- Mewujudkan sekolah ramah lingkungan menjadi tantangan tersendiri bagi SMPN 3 Tuban. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya sarana lingkungan yang dimiliki oleh sekolah seperti pengomposan, bank sampah, green house dan taman berkhasiat obat.
Untuk mewujudkan impian sekolah tersebut, sedikitnya 130 orang siswa kader lingkungan mengikuti pembinaan lingkungan hidup bersama Tunas Hijau di sekolahnya, Selasa (5/3). Dalam pembinaan tersebut, Tunas Hijau mengajak mereka untuk melakukan pengomposan menggunakan keranjang komposter yang ada di sekolah sebanyak 7 keranjang tersebut.
Uniknya, keranjang komposter tersebut kondisinya kering seperti jarang diolah. Untuk mengembalikan fungsi keranjang pengomposan tersebut dengan mengambil sisa makanan yang ada di kantin sekolah.
Vivi Ariesta, siswa kelas 8E, tanpa ada perasaan jijik sedikit pun mengambil sisa makanan yang sebelumnya ia minta dari penjual makanan kantin sekolah. “Wah, lumayan juga sampah sisa makanannya,” ucap Vivi Ariesta.
Setelah dirasakan cukup mengambil sampah sisa makanan, maka dimasukannya ke dalam 7 keranjang pengomposan. Dalam hal ini beberapa sisa mengharapkan keranjang pengomposan tersebut langsung ditempatkan di kantin saja, karena sumber dari sampah sisa makanan memang kebanyakan dari kantin. Selain mengembalikan fungsi keranjang pengomposan, siswa juga membuat lubang resapan biopori di taman kelas.
Taman kelas merupakan taman yang dibuat oleh seluruh kelas SMPN 3 Tuban. Tak hanya membuat siswa juga dilibatkan untuk merawat tanaman tersebut. Taman tersebut awalnya merupakan lahan bekas pembangunan sekolah. Pada bulan lalu lahan ini merupakan lahan kosong yang tak terurus. Banyak puing2 pembangunan yang tak terurus.
Pengerjaan taman tersebut membutuhkan waktu 2 minggu. Setiap kelas diwajibkan untuk membawa tanaman dan menatanya saja. Untuk perataan tanah dan penambahan pasir taman di sediakan oleh sekolah. Sekarang sudah tersedia 18 taman kelas. Ujian praktek untuk kelas 9 pun diwajibkan membuat taman kelas.
Menurut Aulia Majid Udia Huda, aktivis Tunas Hijau, taman kelas memang terlihat indah bila dipandang namun lebih baik ada lubang resapan. Faktanya setiap ada piket kelas yang menyiram tanaman terlihat banyak air yang menggenang.
Tak lama peserta pembinaan lingkungan hidup langsung membuat lubang resapan di area taman kelas. Menurut Soesetijo, kepala SMPN 3 Tuban, pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh Tunas Hijau diharapkan tak sekali saja, namun berkelanjutan. “Sebab, banyak ilmu baru yang kami dapat. Diharapkan setelah pembinaan sekolah bisa membuat perubahan dari segi lingkungan,” ujar Kepala SMPN 3 Tuban. (suud)