Pesantren Darut Ta’lim Harapkan Pembinaan Lingkungan Berkelanjutan

SURABAYA- Pesantren Darut Ta’lim Surabaya mempunyai halaman yang luas. Di sekeliling halaman tersebut ditanami berbagai macam tanaman mulai dari tumbuhan buah seperti mangga dan belimbing. Ada juga tanaman pelindung seperti pohon sono hingga tanaman hias seperti cocor bebek. Ada pula tanaman rambat seperti suruh. 

Di depan pagar sekolah pun digunakan untuk menanam tanaman palem sehingga pesantren yang terletak di daerah Kenjeran ini tampak asri di tengah pemukiman warga yang gersang. Berbagai slogan lingkungan juga dapat ditemui Tunas Hijau ketika melakukan pendataan lingkungan hidup program Eco Pesantren, Rabu (20/3).

Pesantren ini juga mempunyai sekolah mulai dari Raudhatul Athfal (RA atau Taman Kanak-Kanak/TK) hingga Madrasah Tsanawiyah (MTs atau setingkat SMP). Tiap 2 malam, 10 santri menginap secara bergiliran. Maklum, para santri tersebut berasal dari warga sekitar pesantren. Untuk keperluan memasak dan bersih-bersih, pesantren mewajibkan 10 santri secara bergiliran. Untuk keperluan minum para santri, menggunakan ar PDAM yang dimasak menggunakan gas LPG. Para santri mendapat jatah makan 3 kali per hari. Seluruh biaya air air dan listrik menjadi tanggungan pihak yayasan. Kegiatan mengaji dilaksanakan setelah (ba’da) subuh, ba’da ashar dan ba’da isya.

Walau memiliki 3 jenjang sekolah formal, namun hanya ada 10 tempat sampah. Keseluruhan sampah plastik dibuang di belakang lahan parkir yang letaknya di seberang pesantren. Selokan yang memiliki lebar sekitar 40 cm tersebut juga penuh sampah plastik. Kegiatan bersih-bersih bagi santri yang piket dilaksanakan tiap sore hari. Pesantren ini juga kerap dilanda banjir bila hujan deras datang menerpa. Di kelas, para santri diwajibkan untuk melepas alas kaki. Program penghematan listrik didukung oleh adanya slogan lingkungan dan ukuran jendela yang besar.

Halaman sekolah dan jalan depan sekolah ditutupi oleh paving. “Kami sangat berharap ada pihak yang mau memberi penyuluhan lingkungan hidup karena di sini kami sangat awam terhadap masalah lingkungan,“ harap Tubibah, pengurus pesantren. Program Eco Pesantren ini merupakan kerja sama antara Tunas Hijau dengan Pemerintah Kota Surabaya yang bertujuan untuk menjadikan pesantren lebih peduli lingkungan hidup. (ella)