Pesantren Miftahul Ulum Manfaatkan Pembungkus Deterjen Untuk Pot Tanaman
SURABAYA- Lahan sempit bukan kendala utama untuk melakukan penghijauan di pesantren. Hal ini dibuktikan dengan rencana program penghijauan pesantren dengan menggunakan media pot atau polybag oleh pondok pesantren Miftahul Ulum Surabaya.
Menurut pengurus pesantren ini kepada Tunas Hijau saat pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren, Rabu (20/3), mereka akan melakukan penanaman dengan menggunakan media tanam dari pembungkus sabun deterjen ukuran 1 kg. Cara ini digunakan untuk pemanfaatan kembali sampah plastik pembungkus deterjen yang banyak dihasilkan santri pesantren ini, sebab rata-rata santri membeli diterjen ukuran 1 kg.
“Lahan kami hanya 300 meter persegi. Semuanya sudah di-paving dan tak ada ruang untuk bisa ditanami dengan langsung ke tanah,” kata salah seorang pengurus pesantren ini. Program lingkungan hidup di pondok pesantren ini baru saja dimulai setelah mendapat penyuluhan dari aktivis senior lingkungan hidup Tunas Hijau Bram Azaino di Pemkot Surabaya beberapa pekan lalu.
Hal utama yang mereka lakukan adalah sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. “Sosialisasi itu mereka lakukan saat sebelum memulai pelajaran sekolah,” tambah pengurus pesantren ini.
Untuk pengolahan sampah organik, pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Tambak Pring Utama 2A Surabaya ini belum bisa mengolahnya. Penyebabnya, pondok pesantren ini belum mempunyai alat pengomposan skala kecil atau skala besar. Saat ini sampah sisa makanan dari pondok pesantren langsung dibuang menjadi satu ke tempat sampah tanpa adanya pemilahan.
Tempat sampah di pesantren pun masih ada 2 gerobak besar yang ada rodanya untuk tempat pembuangan sampah akhir. Sedangkan 2 tempat sampah diletakkan di depan kelas dengan jumlah 3 ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Ponpes yang mempunyai 200 santi dan 4 santri yang tidur di dalam pondok ini belum bisa memanfaatkan bekas air wudhu untuk dimanfaatkan kembali. Selama ini, bekas air wudhu langsung dibuang ke selokan.
Pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren ini juga mengajak siswa untuk belajar sambil bermain dengan menggunakan media permainan ular tangga lingkungan bertema sampah. Dalam permainan ular tangga ini, setiap kotaknya terdapat informasi tentang sampah. Permainan ini diikuti oleh santri dan siswa kelas 1-6 SD dan 7-9 SMP. Peserta juga diajak untuk mencari sampah organik dan non organik serta mencoba untuk memilah sampah tersebut. (suud)