Peserta Workshop Young Eco People Kunjungi TPS Terpadu Sutorejo

SURABAYA30 siswa terbaik pilihan dari 15 SMA/SMK Surabaya terpilih melakukan pembelajaran lingkungan langsung dari sumbernya, Sabtu (2/3). Pelajar yang tergabung dalam program Young  Eco People Tunas Hijau ini langsung berkunjung  ke tempat penampungan sementara sampah. Bila tempat penampungan sampah yang biasanya hanya berisi tumpukan sampah yang akan dipindah ke tempat pembuangan akhir sampah Benowo, tidak demikian dengan TPS Sutorejo.

Peserta Young Eco People menyimak penjelasan tentang pengolahan sampah di TPS Sutorejo. Tampak dalam foto: mesin pengepakan sampah

TPS Sutorejo munggunakan cara pengolahan sampah yang berbeda dan mengadopsi dari cara pengolahan sampah dari Jepang. Menurut Anang Juwarso, petugas  TPS, sampah yang telah tertampung di bak truk langsung diangkut dengan keranjang  oleh petugas pelaksanaan harian. Setelah dilakukan pengangkutan, sampah ditaruh ke proses pemilahan dengan menggunakan mesin berjalan.

Mesin buatan anak bangsa dengan desain Jepang tersebut mempunyai kecepatan 5 km per jam. Pemilahan dilakukan oleh 6 orang yang terdiri dari 2 orang memilah sampah kertas, 2 orang memilah sampah plastik dan 2 orang memilah sampah B3. “Dengan kecepatan 5 km per jam itu terkadang masih dirasa cukup cepat dan masih banyak sampah yang terlewat oleh para petugas pemilahan, ” ujar Anang.

Sampah kertas dan plastik yang terpilah langsung  masuk ke tahap 3, tahap pengepakan dilakukan langsung oleh mesin pres dan siap untuk dikirim ke pabrik untuk didaur ulang. Untuk sampah organik langsung masuk ke mesin pencacah. Hasilnya akan dikirim di rumah kompos terdekat. Namun pengolahan sampah seperti ini masih terkendala dengan seringnya gangguan mesin pengolahan sampah.

Untuk memperbaiki mesin pengolahan sampah bisa sampai satu hari penuh. Sedangkan sampah yang diolah setiap harinya bisa 2 truk berkapasitan 4 ton. Selain itu, volume sampah yang setiap hari bukan tambah sedikit tapi malah bertambah. Apalagi mulai bulan Februari lalu mesin pengolahan sampah bisa mengolah sampah 3 truk langsung.

Menurut peserta Young Eco people dari SMAN 6 Surabaya, Hannis Nur Rohma, pengolahan sampah seperti di Depo (TPS) Sutorejo seperti ini mestinya harus diperbanyak. Sebab fakta yang terjadi di TPA Benowo, sampah yang dihasilkan oleh warga Surabaya bisa sampai 1700 ton per harinya. Sampah tersebut merupakan sampah yang bercampur jadi satu. Dengan pengolahan sampah seperti di TPS Sutorejo, maka setiap harinya tak ada sampah yang akan dibuang ke TPA Benowo.

Sebab sampah yang terpilah semua termanfaatkan mulai sampah plastik, kertas dan organik semua dipilah dan tidak ada penimbunan. Selain itu, air lindi yang dihasilkan dengan pengolahan sampah seperti ini cukup minim tidak seperti di TPA Benowo yang bisa berkubik-kubik . “Proses seperti ini tidak akan menghilangkan profesi pemulung, sebab yang bertugas menjadi petugas pemilahan sampah adalah pemulung sekitar,” ujar  Hannis Nur Rohma. Bila ada banyak tempat pengolahan seperti ini, tidak mungkin ada TPA Benowo baru di kota Surabaya. (suud)