Peserta Worshop Young Eco People Kunjungi TPA Benowo

SURABAYA- Sedikitnya 1300 ton sampah yang setiap harinya harus diolah DI TPA Benowo Surabaya. Semua sampah tersebut  berasal dari sampah seluruh Surabaya yang rata-rata adalah sampah rumah tangga. Fakta tersebut terkuak saat lebih puluhan pelajar SMA/SMK Surabaya yang tergabung dalam Workshop Young Eco People melakukan kunjungan lapangan di TPA Benowo, Sabtu (2/3). 

Peserta Workshop Young Eco People mewawancarai pemulung di TPA Benowo Surabaya
Peserta Workshop Young Eco People mewawancarai pemulung di TPA Benowo Surabaya

Hal tersebut disampaikan oleh Andi, salah satu petugas pengelola TPA Benowo, saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta Young Eco People ini. “Setiap harinya kami menerima 1300 ton sampah dari seluruh Surabaya,” ucap Andi.

Dalam kunjungan tersebut, kumpulan remaha ini menganalisa dan mencari fakta lingkungan yang ada di TPA Benowo ini. Berbekal alat tulis dan telepon genggam untuk merekam, mereka lantas mencari informasi lingkungan seputar TPA Benowo kepada petugas lapangan. Tidak hanya sebanyak 1300 ton saja yang masuk setiap harinya, tetapi fakta lainnya adalah lebih dari 300 truk pengangkut sampah yang datang menyetor sampahnya setiap hari

Para pelajar ini tampak kaget melihat gunungan sampah yang tinggi di hadapan mereka. Menurut pengelola TPA Benowo, pengolahan sampah yang ada di TPA Benowo dibedakan berdasarkan jenisnya. Seperti yang disampaikan oleh Maulani Safitri, siswa SMAN 20 Surabaya, setelah mewawancarai pengelola tempat pembuangan akhir sampah se-Surabaya ini. “Menurut pengelolanya, pengolahan sampahnya ada dua, yaitu sampah organik yang dikelola oleh swasta dan sampah non organik yang dikelola oleh pemulung,” ujar Maulani kepada Tunas Hijau.

Tidak hanya pengolahan sampah organik dan non organik saja, pengolahan air lindi atau air yang terkandung didalam sampah dilakukan dengan beberapa tahapan. Diantaranya menggunakan proses biologi dan kimia. Seperti penuturan Shanti Ayu Amelia, siswa Madrasah Aliyah Negeri, yang menuturkan bahwa proses biologi ini diolah oeh bakteri anaerob. “Sedangkan untuk proses kimia, hasil air lindi yang disedimentasikan dimasukkan kedalam wadah mikroba dengan ditambahkan tawas dan polimer,” ujar Shanti Ayu membaca hasil wawancaranya dengan narasumber.

Beberapa fakta  di TPA Benowo yang berhasil dikuak oleh peserta Young Eco People ini adalah sebanyak 750 – 1000 orang pemulung yang setiap harinya bekerja memilah sampah. Dari jumlah pemulung sebanyak itu dihasilkan jumlah sampah non organik yang setiap harinya dikumpulkan adalah sebanyak 50 sampai 100 kilogram. “Di lahan seluas 37 hektar ini, Setiap harinya pemulung menjadi pahlawan utama dalam pengolahan sampah non organik dan memilah sampah. Aktivitas tersebut membuat volume sampah di TPA Benowo menyusut setiap harinya,” ujar Shanti Ayu Amelia, kapten YEP V.  (ryan)