PonPes Muhyiddin dengan Sampah Plastik Gelas Jumlah Banyak

SURABAYA- Seringnya Pondok Pesantren Muhyiddin Surabaya menggelar pengajian di tiap bulannya membuat pesantren yang terletak di daerah Sukolilo ini selalu mempunyai banyak persediaan sampah gelas plastik dalam jumlah yang lumayan banyak. Oleh pengurus, semua kardus dan gelas mineral bekas ditaruh sekenanya di halaman samping parkir mobil keluarga ndalem. Bila dirasa sudah cukup banyak, semua kardus dan gelas mineral tersebut dirombeng.

“Ini kalau haul malah lebih banyak lagi. Haul itu diadakan tiap tahun sesuai kalender hijriyah. Tahun ini Maret, tapi yang tahun kemarin kena Februari. Malah, kalau lagi haul, biasanya semua santri putra dan putri libur sekolah selama satu pekan kecuali yang kelas 6 SD dan 3 Tsanawiyah dan Aliyah,” kata Muhammad Nur Salim, santri yang saat ini duduk di bangku Tsanawiyah kelas 1, kepada Tunas Hijau saat pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren, Selasa (19/3).

Nur Salim juga menjelaskan bahwa sampah-sampah non organik yang dihasilkan saat haul itu biasanya dijual pengurus pesantren. “Biasanya manggil pemulung. Selain kardus dan gelas, biasanya juga jual botol bekas kecap sama saos,“ terang Nur Salim kepada Tunas Hijau.

Di dekat bank sampah pesantren ini juga terdapat kayu dalam jumlah yang cukup banyak untuk keperluan memasak saat menjelang haul. Peserta haul umumnya berasal dari masyarakat sekitar dan bahkan ada pula yang dari kota lain.

Pesantren yang letaknya dekat dengan kampus ITS ini sudah ada pembagian untuk petugas kebersihan, keamanan dan kesehatan. Namun, pada saat Tunas Hijau melakukan pembinaan, terlihat sampah memenuhi seluruh halaman pesantren. Tempat sampah besar pun penuh dengan sampah. Akibatnya, meski santri telah menyapu sampah yang berserakan, namun tidak dapat dimasukkan ke tempat sampah. Sampah hanya dikumpulkan begitu saja di dekat tempat sampah. (ella)