Dinamika Peduli Lingkungan Pesantren Darul Hafidin, yang Seluruh Santrinya Mahasiswa

SURABAYA- Pesantren Darul Hafidin Surabaya seakan ditinggal oleh penghuninya kala Tunas Hijau datang Rabu pagi (10/4), saat pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren. Pesantren yang memang dikhususkan bagi kalangan mahasiswa/mahasiswi tersebut memang selalu sepi saat pagi hingga siang hari. Para santri baru berdatangan saat adzan ashar berkumandang. 

Poster 'Eco Pesantren' karya Tunas Hijau yang pengadaannya disponsori oleh PT. Dharma Lautan Utama. “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” QS Ar Rum ayat 41
Poster ‘Eco Pesantren’ karya Tunas Hijau yang pengadaannya disponsori oleh PT. Dharma Lautan Utama. “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” QS Ar Rum ayat 41

Kegiatan belajar kitab pun baru digelar bada (setelah) ashar. Begitu pula saat Jumat hingga Ahad (Minggu). Hampir seluruh santri mudik ke kampungnya masing-masing. Jika tidak begitu, santri yang kebanyakan berasal dari mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut akan tenggelam dalam berbagai kegiatan organisasi.

Pengurus pesantren juga sebagian besar bekerja. Ditemui di sela-sela mengurus bayi yang baru lahir, istri pengurus mendapat penjelasan mengenai berbagai kiat mewujudkan pesantren peduli lingkungan hidup. “Di luar banyak tempat sampah yang menumpuk. Sayang jika tidak dipergunakan. Minimal, pesantren ini dapat melakukan upaya pemilahan sampah. Jadi, sampah yang ada tidak tercecer di mana-mana. Perlu juga dilakukan berbagai upaya pengurangan sampah. Misalnya dengan membuat piket masak sehingga sampah yang biasa berupa kertas nasi bungkus dapat berkurang secara drastis,“ usul Rakhmah Ananda Nur Fadlilah.

Berbagai poster peduli lingkungan hidup, yang pengadaannya disponsori oleh PT. Dharma Lautan Utama, yang diberikan secara gratis oleh Tunas Hijau, langsung ditempel di pesantren. Poster hemat air ditempel di dinding pesantren dekat tempat wudhu dan kamar mandi. Sedangkan poster ‘Manusia Adalah Khalifah di Muka Bumi. Sepatutnya Menjaga, Bukan Merusaknya’ ukuran jumbo (A1) ditempel di dekat pintu masuk pesantren agar para santri dapat memahami bahwa saat ini bumi sedang menderita akibat ulah manusia yang terjadi di darat dan di laut. Poster hemat energi dipajang di dua tempat yang terdapat colokan listrik.

Berbagai slogan yang dibagikan secara gratis kepada Pesantren Darul Hafidhin oleh Badan Lingkungan Hidup saat penjurian Eco Pesantren tahun lalu nampaknya hanya sebagai pajangan. Lingkungan pesantren yang kotor dan kumuh membuktikan bahwa pesantren yang terdapat di daerah Wonocolo tersebut jarang dibersihkan.

“Lha, emang kalo roan (kerja bakti) yang katanya tiap Jumat itu apa sudah lama gak jalan? Walau banyak yang pulang tiap akhir pekan, minimal 3 santri sudah cukup untuk membersihkan seluruh pondok,“ tegur aktivis Tunas Hijau Rakhmah Ananda kepada Muin, santri yang ditugaskan pengurus untuk menempel seluruh poster. (ella)