Pembibitan Tanaman di Pesantren Darut Tauhid

SURABAYA – Meski terlihat dari luar seolah tidak mempunyai lahan, namun Pesantren Darut Tauhid Surabaya sebenarnya memiliki lahan yang lumayan luas di lantai dua. Lahan berukuran sekitar 5×7 meter tersebut sebenarnya merupakan tempat menjemur pakaian para santri. Ketika Tunas Hijau melakukan pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren ke pesantren yang terletak di daerah Semampir tersebut, Minggu (21/4), tak tampak sehelai pakaian pun yang sedang dijemur. Tempat tersebut panas akibat terpapar sinar matahari secara langsung.

Para santri Pesantren Darut Tauhid Surabaya sibuk menanam Ruellia malacosperma (rowelia)
Para santri Pesantren Darut Tauhid Surabaya sibuk menanam Ruellia malacosperma (rowelia)

Program menanam cabe, kangkung dan terong yang pernah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, kini yang berhasil tumbuh hanya dua tanaman. Sebuah bibit tanaman kangkung milik Mutia dan dua buah bibit tanaman terong milik Siti Amanah. Sedang milik santri yang lainnya mengalami kegagalan disebabkan berbagai alasan seperti akar tanaman yang membusuk akibat terlalu banyak disiram air, dicabut dengan sengaja oleh santri lain sehingga diterjang tikus pada waktu malam hari.

Para santri Pesantren Darut Tauhid bekerja sama membagikan polybag yang sudah diisi dengan pasir yang ada di sekitar pesantren
Para santri Pesantren Darut Tauhid bekerja sama membagikan polybag yang sudah diisi dengan pasir yang ada di sekitar pesantren

Kedua jenis tanaman tersebut lantas dipindahkan ke polybag yang baru agar mendapat cukup makanan. Untuk menghindari agar tanaman tidak mengalami stress akibat tumbuh di lingkungan yang baru, semua tanah yang semula berada di gelas mineral sebagai tempat pembibitan, dipindahkan seluruhnya beserta bibit tanaman ke polybag yang baru. Tak hanya memindahkan tanaman, Tunas Hijau juga mengajak para santri untuk menanam bibit tanaman rowelia. Tiap santri menanam tiga tanaman yang memiliki nama latin Ruellia malacosperma tersebut

“Tanaman Ruellia malacosperma memang bisa dikembang biakkan secara vegetative buatan yaitu dengan cara stek batang. Makanya di sini semua bibit tanaman gak punya akar. Kan kalo pake stek buatan, batang tanaman tinggal dipotong terus ditancepin ke media tanam yang baru. Insya Allah setelah sekitar 7 hari, nanti tanamannya akan tegak sendiri. Proses adaptasi ke lingkungan yang baru memang waktunya agak lama dibanding tanaman lain. Ntar jangan lupa dikasih pupuk juga soalnya ini pasir yang dipakai, bukan tanah,“ terang Rakhmah Ananda Nur Fadlilah, aktivis Tunas Hijau. (ella)